2.000 Wanita Menggugat, Kebijakan Pemerintah Terkait Perubahan Iklim Dianggap Melanggar HAM

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 29 Maret 2023 11:06 WIB
Ilustrasi perubahan iklim (Foto: Reuters)
Share :

SWISS - Lebih dari 2.000 wanita menggugat pemerintah Swiss ke pengadilan dengan mengklaim kebijakannya tentang perubahan iklim melanggar hak hidup dan kesehatan mereka.

Kasus ini adalah pertama kalinya Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) mengadili kasus tentang dampak perubahan iklim terhadap hak asasi manusia.

Dikutip BBC, ini menyusul enam tahun pertempuran yang gagal melalui pengadilan Swiss.

Suhu di Swiss meningkat lebih cepat daripada rata-rata global dan gelombang panas semakin sering terjadi.

Wanita Swiss - yang rata-rata berusia 73 tahun - mengatakan perubahan iklim membahayakan hak asasi manusia, kesehatan, dan bahkan nyawa mereka. Bukti mereka ke pengadilan termasuk catatan medis mereka.

Mereka ingin ECHR memerintahkan Swiss untuk bekerja lebih keras dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pemerintah Swiss tidak menyangkal bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan - tetapi mengatakan hal itu tidak dapat dikaitkan secara khusus dengan kesehatan wanita yang lebih tua.

Jika para perempuan itu berhasil, kasus tersebut dapat menjadi preseden bagi setiap dari 46 negara anggota pengadilan Eropa.

Seperti diketahui, suhu dunia meningkat karena aktivitas manusia, dan perubahan iklim kini mengancam setiap aspek kehidupan manusia.

Jika dibiarkan, manusia dan alam akan mengalami bencana pemanasan, dengan kekeringan yang memburuk, naiknya permukaan laut, dan kepunahan massal spesies.

Peristiwa cuaca ekstrem sudah lebih intens di seluruh dunia, mengancam kehidupan dan mata pencaharian.

Kenaikan suhu harus melambat jika kita ingin menghindari konsekuensi terburuk dari perubahan iklim, menurut para ilmuwan iklim. Mereka mengatakan pemanasan global harus dijaga hingga 1,5C pada 2100.

Menurut badan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), IPCC, jika kenaikan suhu global tidak bisa dijaga dalam 1,5C, Eropa akan rentan terhadap banjir akibat curah hujan yang ekstrim.

Temperatur ekstrem juga dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan - seperti yang terlihat di Eropa musim panas lalu. Prancis dan Jerman mencatat sekitar tujuh kali lebih banyak lahan terbakar antara Januari dan pertengahan Juli 2022, dibandingkan dengan angka rata-rata.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya