Bukan Hanya Sekolah, Taliban Juga Larang Perempuan Afghanistan Bekerja untuk PBB

Muhammad Fadli Rizal, Jurnalis
Sabtu 08 April 2023 16:03 WIB
PBB (Foto Antara)
Share :

AFGHANISTAN - Keputusan rezim Taliban yang melarang perempuan di Afghanistan sekolah dan bekerja berdampak ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Dikutip dari Associated Press, PBB mengatakan 3.330 pria dan wanita Afghanistan yang dipekerjakannya tak bisa keluar dan harus tinggal di rumah selama hari kedua pada Kamis (6/4/2023).

Kondisi itu sebagai imbas larangan Taliban terhadap staf wanita PBB yang bekerja di negara itu. PBB terus mendesak agar keputusan itu dibatalkan. Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat tentang tindakan Taliban dan mendorong seruannya agar larangan itu dibatalkan.

 BACA JUGA:

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan desakan PBB bahwa semua staf PBB diperlukan untuk memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa jutaan orang. Dujarric menekankan bahwa perempuan Afghanistan tidak akan diganti dengan laki-laki atau perempuan warga negara non-Afghanistan.

Dia menjelaskan bahwa secara budaya selalu lebih baik jika warga negara dari suatu negara memberikan bantuan kepada penduduk lokal mereka. PBB memiliki sekitar 3.900 staf di Afghanistan, termasuk sekitar 3.300 warga Afghanistan dan 600 personel internasional.

Totalnya juga termasuk 600 wanita Afghanistan dan 200 wanita dari negara lain. Pada pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB tentang pelarangan Taliban, para anggota diberi pengarahan oleh perwakilan khusus sekretaris jenderal untuk Afghanistan, Roza Otunbayeva

 BACA JUGA:

Sebelumnya, Universitas di Afghanistan kembali dibuka setelah libur musim dingin. Namun, kali ini perempuan diminta tak kembali ke kelas.

Kementerian pendidikan tinggi mengumumkan pada akhir tahun lalu bahwa mahasiswa perempuan akan dilarang kembali ke kelas, membatalkan kebijakan yang membolehkan mereka untuk melanjutkan studi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya