PRETORIA - Pemerintah Afrika Selatan telah memutuskan untuk kembali mencoba menarik diri dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), demikian diumumkan Presiden Cyril Ramaphosa pada Selasa, (25/4/2023).
Pernyataan Ramaphosa itu disampaikan di saat KTT BRICS yang akan datang, yang akan diselenggarakan di Durban pada Agustus, dihadapkan pada masalah logistik karena ICC yang menargetkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Keputusan itu, menurut Presiden, diambil oleh partai Kongres Nasional Afrika (ANC) usai rapat akhir pekan, demikian diwartakan RT.
"Ya, partai yang berkuasa telah mengambil keputusan bahwa Afrika Selatan sebaiknya menarik diri dari ICC," kata Ramaphosa setelah konferensi pers bersama dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto di Pretoria. "Sebagian besar karena cara ICC terlihat menangani jenis masalah (ini)."
Ramaphosa mengacu pada apa yang dia sebut sebagai “perlakuan tidak adil” dari negara tertentu oleh pengadilan.
Afrika Selatan pertama kali mencoba untuk menarik diri dari ICC pada 2016, tetapi langkah tersebut dicabut menyusul putusan Pengadilan Tinggi yang menyatakan bahwa hal itu tidak konstitusional.