YERUSALEM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk pertama kalinya menyatakan permintaan maaf atas kematian jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh. Permintaan maaf itu disampaikan Juru Bicara IDF Daniel Hagari dalam wawancara dengan CNN pada Kamis, (11/5/2023), setahun setelah kematian Abu Akleh.
"Saya pikir ini adalah kesempatan bagi saya untuk mengatakan di sini bahwa kami sangat menyesal atas kematian Shireen Abu Akleh," kata Hagari kepada CNN.
BACA JUGA:
"Dia adalah jurnalis yang sangat mapan. Di Israel, kami menghargai demokrasi kami, dan dalam demokrasi, kami melihat nilai tinggi dalam jurnalisme dan kebebasan pers. Kami ingin jurnalis merasa aman, terutama di masa perang, bahkan jika mereka mengkritik kami," lanjut Hagari.
September lalu, IDF menerbitkan penyelidikan penuh atas insiden di Jenin, di mana jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh meninggal.
BACA JUGA:
Seorang pejabat senior di IDF menekankan bahwa "tidak mungkin untuk menentukan sumber penembakan dari mana jurnalis itu ditembak". Dia menjelaskan bahwa IDF telah melakukan "melakukan tes tambahan, dan petugas ahli juga memeriksa aspek suara dan balistik."