Fakta bahwa Beijing berhasil membuat kedua saingan itu berbicara dan mencapai kesepakatan digembar-gemborkan sebagai kemenangan besar bagi diplomasi China.
Riyadh juga terlibat dalam negosiasi dengan pemberontak Syiah Houthi di Yaman bulan lalu, sehingga menimbulkan harapan bahwa konflik berdarah yang telah berkecamuk sejak 2015 itu akan segera berakhir.
Perang di Yaman secara luas dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
Akhir bulan lalu, surat kabar China People's Daily melaporkan bahwa Presiden Xi Jinping secara pribadi memainkan peran penting dalam membujuk Riyadh dan Teheran untuk menormalkan hubungan.
(Rahman Asmardika)