ISLAMABAD - Setidaknya 11 orang dari suku nomaden, termasuk seorang anak laki-laki berusia empat tahun, tewas dalam longsoran salju di Pakistan utara. Salju melanda saat kelompok itu melintasi daerah pegunungan di Shounter Pass dengan kawanan kambing mereka.
Sebanyak 25 orang lainnya terluka dan operasi penyelamatan sedang berlangsung.
Longsor Salju Tewaskan Setidaknya 20 Orang di Tajikistan
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyatakan kesedihan atas kematian tersebut, dan mengatakan insiden seperti longsoran salju meningkat karena perubahan iklim.
Longsor terjadi pada Sabtu, (27/5/2023) dini hari di bagian celah yang menghubungkan distrik Astore di wilayah Gilgit Baltistan ke Azad Kashmir yang berdekatan, di Kashmir yang dikelola Pakistan.
Empat wanita dan seorang bocah laki-laki berusia empat tahun termasuk di antara mereka yang tewas, kata perwira polisi senior Ziarat Ali, seperti dikutip kantor berita Associated Press.
Tim penyelamat menghadapi tantangan dalam mencapai daerah tersebut karena lokasinya yang terpencil dan medan yang sulit.
Pasukan telah membantu pejabat lokal dengan operasi penyelamatan, dan dua helikopter militer dikerahkan. Menurut saksi mata, warga setempat juga ikut membantu menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah salju.
Dalam sebuah tweet, Perdana Menteri Sharif mengatakan bencana itu telah "menyebabkan kesedihan yang luar biasa dan hilangnya nyawa yang berharga".
"Karena dampak perubahan iklim, insiden semacam itu meningkat di Pakistan. Seluruh dunia harus memenuhi tanggung jawabnya untuk melindungi negara berkembang seperti Pakistan dari dampak berbahaya ini," katanya sebagaimana dilansir BBC.
Wilayah utara Pakistan rentan terhadap perubahan iklim dan sering mengalami peristiwa cuaca ekstrem.
Wilayah utara terkadang disebut sebagai bagian dari "kutub ketiga" karena mengandung lebih banyak es glasial daripada wilayah mana pun di dunia di luar wilayah kutub.
Beberapa dari gletser yang sangat besar ini sudah mencair karena perubahan iklim, menciptakan lebih dari 3.000 danau. Dan tahun lalu, negara itu mengalami banjir dahsyat yang menewaskan lebih dari 1.700 orang.
(Rahman Asmardika)