Kantor berita Yonhap melaporkan militer Korea Selatan mengatakan objek itu mungkin pecah di udara atau jatuh setelah menghilang dari radar. Pihak militer juga sedang melakukan penyelidikan.
Ri Pyong Chol, wakil ketua komisi militer pusat partai yang berkuasa di Korea Utara, telah mengumumkan rencana peluncuran itu pada Selasa (30/5/2023), mengatakan itu sebagai tanggapan atas "tindakan militer yang sembrono" oleh AS dan Korea Selatan.
Dia menuduh negara-negara itu "secara terbuka mengungkapkan ambisi sembrono mereka untuk melakukan agresi".
Sebelum peluncuran hari ini, departemen luar negeri AS mengatakan setiap peluncuran Korea Utara yang menggunakan teknologi rudal balistik akan melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Kementerian luar negeri Korea Selatan juga mengutuk rencana peluncuran itu, menyebutnya sebagai "pelanggaran serius" terhadap resolusi dewan keamanan "yang melarang semua peluncuran menggunakan teknologi rudal balistik".
"Jika Korea Utara akhirnya melanjutkan peluncuran, itu harus menanggung harga dan rasa sakit yang pantas," katanya.
(Susi Susanti)