Mereka juga melaporkan pertempuran di Khartoum selatan dan tengah, dan di Shambat di sepanjang Sungai Nil di Bahri hingga jembatan Halfiya yang strategis, yang menyeberang ke Omdurman.
"Gencatan senjata membuat kami sedikit rileks, tetapi perang dan ketakutan kembali lagi hari ini," kata Musab Saleh (38), warga Khartoum selatan.
Mohamed Usher, seorang aktivis lokal yang mengunjungi dua lokasi penembakan artileri di Khartoum selatan, mengatakan sedikitnya 11 warga sipil tewas di sana. Sementara di Khartoum timur, enam warga sipil tewas akibat pertempuran itu.
Seperti diketahui, perang antara tentara Sudan dan RSF pecah pada 15 April lalu terkait ketegangan yang terkait dengan rencana yang didukung internasional untuk transisi menuju pemerintahan sipil.
Konflik tersebut telah menewaskan ratusan warga sipil dan menelantarkan lebih dari 1,9 juta orang, serta memicu krisis kemanusiaan besar yang mengancam akan menyebar ke seluruh kawasan yang bergejolak.
Pertempuran telah terkonsentrasi di ibu kota, yang telah berubah menjadi zona perang serta dilanda penjarahan dan bentrokan. Kerusuhan juga terjadi di tempat lain termasuk wilayah Darfur sebelah barat, yang sudah dilanda konflik yang memuncak pada awal 2000-an.
Warga dan aktivis telah melaporkan kerusakan dalam beberapa hari terakhir di El Geneina, dekat perbatasan dengan Chad.