KHARTOUM - Bentrokan hebat dan tembakan artileri kembali meletus di ibu kota Sudan, Khartoum pada Minggu (11/6/2023), di mana para penduduk mengatakan serangan udara kembali terjadi setelah berakhirnya gencatan senjata selama 24 jam.
Gencatan senjata singkat ini merupakan jeda setelah delapan pekan pertempuran antara faksi-faksi militer yang bertikai.
Saksi mata mengatakan pertempuran antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) yang terjadi selama beberapa pekan menimbulkan dampak berat bagi penduduk, termasuk pertempuran darat di lingkungan padat penduduk Haji Youssef di Bahri, salah satu dari tiga kota yang berdampingan, termasuk Khartoum dan Omdurman, di sekitar Sungai Nil.
Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS), yang menengahi gencatan senjata pada perundingan di Jeddah, mengatakan gencatan senjata telah membantu proses pengiriman beberapa bantuan kemanusiaan penting dan langkah-langkah guna membangun kepercayaan.
"Namun, ada pelanggaran di situ. Setelah berakhirnya gencatan senjata jangka pendek, para fasilitator sangat kecewa dengan dimulainya kembali kekerasan serius yang kami kecam dengan keras," kata kedua negara tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip Antara.
Tepat setelah gencatan senjata berakhir pada pukul 06.00 waktu setempat, para saksi mata mengatakan bentrokan dan tembakan artileri berlanjut di utara Omdurman.