Korban Tewas Sekte Kelaparan Kenya Kini Tembus 300 Orang, Lebih dari 600 Masih Hilang

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 14 Juni 2023 06:33 WIB
Foto: Reuters.
Share :

NAIROBI - Jumlah korban tewas dari kultus kelaparan Kenya melewati 300 pada Selasa, (13/6/2023) setelah pihak berwenang menggali lebih banyak mayat di hutan, dalam salah satu tragedi terkait kultus terburuk dalam sejarah baru-baru ini.

Pihak berwenang mengatakan yang tewas adalah anggota Gereja Good News International, yang dipimpin oleh Paul Mackenzie, yang dituduh memerintahkan para pengikutnya untuk membuat diri mereka sendiri dan anak-anak mereka kelaparan sampai mati agar mereka bisa pergi ke surga sebelum akhir dunia.

Sebanyak 303 orang kini tewas setelah 19 mayat digali dari kuburan massal di hutan Shakahola di tenggara negara itu. Lebih dari 600 orang masih dilaporkan hilang, kata pejabat daerah Rhoda Onyancha.

Penyidik pekan lalu memperluas pencarian mereka untuk mencakup wilayah yang lebih luas di wilayah tersebut untuk mencoba menghitung lebih banyak korban.

Sekira 65 pengikut pendeta gadungan yang diselamatkan didakwa dengan percobaan bunuh diri pada Senin, (12/6/2023) setelah mereka menolak untuk makan antara 6 Juni dan 10 Juni selama mereka tinggal di pusat penyelamatan, media lokal melaporkan.

Menteri Dalam Negeri Kithure Kindiki menyatakan keprihatinan bulan lalu bahwa beberapa pengikut Mackenzie yang diselamatkan menolak makanan. Salah satu dari mereka telah meninggal, katanya saat itu.

Mackenzie menyerahkan dirinya ke polisi pada April dan ditolak jaminan bulan lalu. Dia belum diminta untuk mengajukan pembelaan.

Dia ditangkap karena dicurigai membunuh dua anak karena kelaparan dan mati lemas awal tahun ini tetapi kemudian dibebaskan.

Kerabat para pengikutnya mengatakan dia kemudian kembali ke hutan dan melanjutkan perkiraan akhir dunianya dari Agustus hingga 15 April.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya