Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya beroperasi sesuai dengan kewajibannya berdasarkan hukum internasional dan melakukan upaya untuk meminimalkan kerugian bagi warga sipil yang tidak diharuskan oleh hukum.
IDF mengatakan bahwa selama pertempuran berikutnya, pesawatnya menyerang lebih dari 400 sasaran militer milik PIJ dan menewaskan tiga komandan senior sayap militernya, yang disalahkan atas penembakan puluhan roket dan mortir ke Israel pada minggu sebelumnya.
IDF mengatakan melakukan banyak upaya untuk meminimalkan kerugian bagi penduduk sipil di Jalur Gaza, termasuk dengan menunda dan bahkan membatalkan serangan yang direncanakan ketika kehadiran warga sipil yang tak terduga teridentifikasi.
“IDF melakukan serangan hanya setelah penilaian real-time sebelum serangan bahwa kerusakan jaminan yang diharapkan terhadap warga sipil dan properti sipil tidak akan berlebihan dalam kaitannya dengan keuntungan militer yang diantisipasi dalam serangan itu, menurut informasi yang dimilikinya dalam keadaan tersebut," ujarnya.
"Jihad Islam menempatkan pusat operasionalnya di bangunan tempat tinggal sipil dan menggunakan penduduk sipil sebagai perisai manusia,” lanjutnya.
"Beberapa jam sebelum penyerangan, IDF memastikan bahwa gedung-gedung tersebut dievakuasi dari warga sipil dengan berbagai cara, seperti panggilan telepon dan prosedur 'mengetuk atap'. Gedung-gedung ini tidak diserang sampai mereka dievakuasi sepenuhnya dari penduduk sipil,” tambahnya.
PIJ menanggapi serangan Israel dengan menembakkan lebih dari 1.400 roket ke arah Israel, memaksa puluhan ribu warga sipil berlindung di tempat perlindungan bom.