5 Negara yang Mengalami Penurunan Populasi, Akibat Resesi Seks?

Syaula Aida Rizqiyah, Jurnalis
Jum'at 23 Juni 2023 08:04 WIB
Ilustrasi (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Beberapa negara mengalami penurunan populasi yang signifikan karena berbagai faktor seperti turunnya angka kelahiran, tingginya angka imigrasi, dan ledakan ekonomi yang memicu resesi seks.

Karena berbagai tantangan demografis di seluruh dunia, banyak negara menghadapi populasi yang berkurang.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara teratur menerbitkan proyeksi demografi metrik termasuk kesuburan, kematian, dan migrasi internasional.

Dari hasil proyeksi tersebut, dilakukan analisa sehingga dapat diketahui beberapa negara yang diproyeksikan memiliki persentase penurunan populasi terbesar selama 2020-2050.

Dilansir dari World Population Review, berikut negara yang mengalami penurunan populasi dan diproyeksikan memiliki persentase penurunan populasi terbesar selama 2020-2050.

1. Bulgaria

Bulgaria menjadi negara dengan penurunan populasi tertinggi dalam satu dekade terakhir, yaitu sebesar 7,97%. Pada tahun 2011, populasi Bulgaria mencapai 7,5 juta jiwa, sedangkan pada 2021 hanya tersisa 6,9 juta jiwa.

Penurunan ini disebabkan oleh tingkat kelahiran yang rendah dan migrasi keluar yang signifikan. Populasi Bulgaria diperkirakan akan menurun sebesar 22,5% dari 6,9 juta pada tahun 2021 menjadi 5,4 juta pada tahun 2050.

2. Lituania

Lituania saat ini sedang mengalami penurunan populasi. Sejak 1990-an, Lituania telah kehilangan hampir seperempat populasinya dan beberapa daerah di negara itu kehilangan lebih dari 50% penduduknya.

Populasi negara itu menurun sekitar 1,5% per tahun, dan telah mencapai populasi terendah dalam beberapa dekade. Salah satu alasan utama penurunan populasi Lituania adalah tingginya tingkat emigrasi.

Menurut Departemen Statistik Lituania, negara ini mengalami penurunan populasi sebesar 6,99%. Dari 3,2 juta jiwa populasi pada tahun 2011, turun menjadi 2,7 juta jiwa pada 2020.

Diproyeksikan, populasi Lituania akan terus menyusut sebesar 22,1% selama tiga dekade berikutnya. Populasinya diperkirakan menyusut dari 2,7 juta menjadi 2,1 juta orang.

3. Latvia

Latvia mengalami penurunan populasi sebesar 7,38%. Jumlah penduduk Latvia pada tahun 2011 sebanyak 2,2 juta jiwa, sedangkan pada 2021 hanya tersisa 1,9 juta jiwa.

Latvia telah kehilangan sekitar satu perlima populasinya sejak menjadi anggota Uni Eropa pada Mei 2004. Latvia diperkirakan akan kehilangan populasi sebesar 21,6% antara tahun 2020 dan 2050.

Migrasi ekonomi dan tingkat kelahiran yang rendah menjadi alasan terbesar penurunan populasi di negara itu.

4. Ukraina

Ukraina diperkirakan akan kehilangan populasi sebesar 19,5%. Populasi Ukraina diproyeksikan turun dari 43,7 juta pada tahun 2020 menjadi 35,2 juta pada tahun 2050.

Beberapa penyebab berkurangnya populasi Ukraina adalah tingkat emigrasi yang tinggi, tingkat kematian yang tinggi, disertai tingkat kelahiran yang rendah.

Ditambah lagi, negara ini tengah menghadapi peperangan dengan Rusia, yang berlangsung sejak 2022 lalu.

Sementara itu, tingkat kelahiran di Ukraina adalah 9,2 kelahiran per 1.000 orang dan tingkat kematiannya adalah 15,2 kematian per 1.000 orang.

5. Serbia

Populasi Serbia diperkirakan akan menurun dari 8,7 juta menjadi 7,1 juta selama 3 dekade ke depan. Ini berarti, penduduk Serbia akan berkurang sekitar 18,9%.

Salah satu penyebab penurunan populasinya karena banyak pekerja Serbia yang berpendidikan tinggi dan terampil telah meninggalkan negara itu untuk mencari peluang kerja yang lebih baik.

Kemudian, tingkat migrasi yang tinggi dibarengi dengan tingkat kesuburan yang rendah juga menjadi salah satu penyebab turunnya jumlah populasi Serbia.

Diolah dari berbagai sumber/Syaula Aida Rizqiyah/Litbang

 

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya