GUNUNGKIDUL – Jika bercerita tentang Gunungkidul tidak bisa dilepaskan dari cerita-cerita pelarian Majapahit dan sejarah perkembangan Mataram Islam. Salah satunya adalah petilasan Ki Ageng Wonokusumo di Dusun Wonotoro, Desa Jatiayu Karangmojo.
Jika pada zaman Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, Bilal bin Rabah dipercaya mengumandangkan azan, namun pada masa Kerajaan Majapahit, Ki Ageng Wonokusumo yang selalu mengumandangkan azan.
Namun, kumandang azan yang dilakukan tidak pernah terdengar baik dari wilayah Giring, Sodo Paliyan, maupun dari Bayat Klaten. Akhirnya, Wonokusumo mencari tempat yang tinggi di Bukit Wonotoro.
Dari situlah kumandang azan terdengar sampai Giring tempat ayahnya, serta sampai ke Tempat Sunan Pandanarang di Bayat. Bahkan, upaya berhubungan jarak jauh ketiganya melalui kebatinan bisa dilakukan dari puncak bukit tersebut.
Nama Ki Ageng Wonokusumo tidak bisa lepas dari sejarah kerajaan Mataram Islam. Sementara itu, Wonokusumo tidak bisa lepas dari Sunan Pandanaran di Bayat Klaten, serta KI Ageng Giring III.
Wonokusumo merupakan anak dari Ki Ageng Giring III. Setelah besar, dia pergi ke arah timur laut dan tinggal di Desa Gedangrejo Karangmojo.