LONDON - Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan penyelidikan penyebab bencana kapal selam Titan yang hilang.
Kepala penyelidik Cpt Jason Neubauer mengatakan prioritasnya adalah memulihkan puing-puing dari kapal selam, dan tindakan pencegahan akan diambil jika jenazah manusia ditemukan.
Berbicara pada konferensi pers, dia juga mengatakan penyelidikan akan dapat merekomendasikan tuntutan perdata atau pidana.
Kapal selam Titan diketahui sedang menyelam ke bangkai kapal Titanic pada 18 Juni ketika meledak, menewaskan kelima orang di dalamnya.
Cpt Neubauer mengatakan kepada wartawan di Boston pada Minggu (25/6/2023) bahwa Penjaga Pantai AS telah mengadakan penyelidikan tingkat tertinggi.
Dia mengatakan akan mencoba untuk menetapkan apa yang menyebabkan bencana, dan membuat rekomendasi untuk mencegah tragedi di masa depan. Dia menambahkan bahwa itu akan dijalankan bersama dengan otoritas Kanada, Inggris dan Prancis.
Investigasi saat ini sedang dalam tahap awal dan upaya untuk memulihkan reruntuhan kapal selam sedang berlangsung.
Sejauh ini, lima potongan besar telah ditemukan di ketinggian 3.800 m (12.467 kaki), di lapangan puing-puing besar di dekat haluan Titanic.
Dikutip BBC, Cpt Neubauer mengatakan penyelidik akan mengambil "semua tindakan pencegahan" jika mereka menemukan sisa-sisa manusia selama operasi pemulihan.
Dia mengkonfirmasi penyelidikan dapat mengarah pada peraturan yang lebih ketat dan rekomendasi keselamatan untuk kapal selam, tetapi tidak dapat memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Dia menambahkan bahwa wawancara sudah dilakukan di kota Kanada St John's, tempat kapal pendukung Titan, Polar Prince diluncurkan dan ditarik kapal selam ke Samudra Atlantik Utara.
Penyelidik Kanada menaiki kapal pendukung pada Sabtu (24/6/2023) sebagai bagian dari penyelidikan mereka sendiri atas bencana tersebut.
Laksamana Muda Penjaga Pantai AS John Mauger, yang juga berbicara kepada wartawan, ditanya tentang biaya operasi pencarian dan penyelamatan tetapi menolak menjawab,
Dia mengatakan itu bukan kebijakan untuk mengenakan biaya untuk pencarian dan penyelamatan dan layanan itu tidak membebani nyawa manusia atau menyelamatkan orang di "lingkungan berbahaya" lautan.
"Kami melakukan operasi disiplin dengan risiko yang terjamin untuk mempertaruhkan sumber daya dan nyawa kami untuk menyelamatkan orang lain. Itulah kami,” tegasnya.
(Susi Susanti)