Belajar dari Perang Korut, Tekanan Besar Semakin Dirasa Korsel untuk Pasok Senjata ke Ukraina

Susi Susanti, Jurnalis
Minggu 09 Juli 2023 13:02 WIB
Perang Rusia-Ukraina masih terus memanas dan tidak diketahui kapan akan berakhir (Foto: Reuters)
Share :

SEOUL - Sersan Kim Jae-kyung terlihat berdiri, tak tergoyahkan, di luar kedutaan Kolombia di Seoul, mengenakan perlengkapan militer lengkap. Sehari sebelumnya, dia berada di depan kedutaan Belanda. Sehari sebelumnya, dia berada di Yunani.

Demonstrasi satu orang oleh mantan prajurit pasukan khusus ini adalah caranya menunjukkan rasa terima kasih kepada semua 22 negara yang mengirim pasukan atau petugas medis untuk mendukung Korea Selatan setelah diserang oleh tetangganya Korea Utara pada 1950. Sekarang dia ingin negaranya membantu Ukraina , menyusul invasi oleh Rusia pada Februari 2022.

"Kami cukup beruntung sekarang menjadi negara paling makmur ke-10 di dunia, karena tentara asing yang menumpahkan darah dan keringatnya untuk negara kami," kata pria berusia 33 tahun itu, dikutip BBC.

Alasan inilah yang membawanya ke medan perang di Ukraina, di mana dia bertugas di garis depan selama empat bulan bersama tentara Ukraina, sebagai penembak anti-drone dan petugas medis tempur untuk Batalyon ke-3 Legiun Internasional.

Kim adalah salah satu dari segelintir orang Korea yang diketahui telah menentang perintah pemerintahnya, dengan pergi ke Ukraina untuk berperang. Saat dia memasuki kota Kharkiv di timur laut, tak lama setelah wilayah itu direbut kembali dari Rusia, dia menyaksikan secara langsung apa yang dia gambarkan sebagai "kejahatan perang yang mengerikan, jahat".

Inilah mengapa - dalam pikirannya - Korea Selatan sekarang harus berbuat lebih banyak untuk membantu upaya perang Ukraina.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya