7 Kekejaman Sadis dan Brutal Raja Henry VIII, Penggal Kepala Istrinya Sendiri hingga Bunuh Uskup

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 11 Juli 2023 14:12 WIB
Raja Henry VIII terkenal akan kekejamannya yang sadis (Foto: History)
Share :

LONDONRaja Henry VIII adalah Raja Inggris yang berkuasa dari 21 April 1509 hingga kematiannya paa 28 Januari 1547. Dia menjadi Raja Irlandia pertama dari Inggris, dan melanjutkan klaim nominal para penguasa Inggris atas Kerajaan Prancis.

Raja Henry VIII terkenal akan kekejamannya. Dia diketahui suka mengeksekusi orang. Berikut 7 kekejamannya yang begitu sadis yang sulit dilupakan dunia dikutip dari berbagai sumber.

1. Eksekusi 57.000 orang

Diperkirakan bahwa selama 36 tahun kekuasaannya atas Inggris dia mengeksekusi hingga 57.000 orang, banyak di antaranya adalah anggota pendeta atau warga negara biasa dan bangsawan yang telah mengambil bagian dalam pemberontakan dan protes di seluruh negeri.

2. Suka eksekusi dengan cara pressing

Dikutip lama Factinate, dia sangat menyukai mengeksekusi orang dengan cara baru dan menarik. Salah satu favoritnya disebut ‘pressing’ atau ‘menekan’. Eksekusi ini melibatkan menempatkan seorang tahanan di bawah lempengan kayu besar dan perlahan-lahan menambah beban sampai mereka dihancurkan hidup-hidup. Henry memastikan untuk menambahkan beban sepelan mungkin, untuk membuat semuanya sesulit mungkin.

3. Bangun gereja baru demi bisa bercerai

Henry sangat ingin meninggalkan istrinya Catherine dari Aragon dan menikahi Anne Boleyn. Tetapi hanya ada satu masalah yakni geerja.

Paus tidak terlalu tertarik pada gagasan perceraian. Henry mencoba meyakinkan Paus Clement VII bahwa pernikahan mereka tidak sah sejak awal, tetapi paus tidak membelanya. Jika raja ingin bercerai, dia akan melakukannya tanpa izin Gereja.

Dan itulah yang dilakukan Henry. Dia akan menjadikan Anne Boleyn istrinya, berapa pun harga yang harus dibayarkan. Dia pun membuat gereja sendiri. Henry VIII memicu Reformasi Protestan dan mengubah kepercayaan Inggris. Perpecahan besar-besaran ini akan memicu konflik agama yang kejam yang berlanjut selama berabad-abad, tetapi Henry tidak peduli. Dia mendapatkan apa yang dia inginkan, dan hanya itu.

Selain memimpin perubahan besar-besaran yang membawa bangsa itu ke dalam raja yang terkenal itu, yang diejek karena kegemukannya, juga mengalami perubahan suasana hati dan paranoia yang begitu menakutkan.

4. Jadi musuh gereja

Mungkin jika Henry mengabaikan Paus, menceraikan Catherine, menikahi Anne, dan membiarkannya begitu saja, keadaan akan sedikit canggung, lalu berakhir baik-baik saja. Tapi bukan itu yang dilakukan Henry—dia melangkah lebih jauh. Pertama, dia membentuk Gereja Inggris dan menempatkan dirinya sebagai penanggung jawab. Kemudian, dia menandatangani Act in Restraint of Appeals, yang intinya mengatakan bahwa Roma tidak memiliki hak suara dalam masalah agama Inggris.

Paus tidak bisa lagi mengabaikan apa yang sedang dilakukan Henry. Dia secara resmi mengucilkan Henry, dan perpecahan antara Gereja Katolik dan Gereja Inggris selesai.

5. Bunuh biarawan hingga uskup terkemuka

Seakan-akan Henry tidak merasa cukup dengan bencana pernikahan keduanya, dia masih memiliki masalah revolusi agama yang harus dihadapi. Tokoh agama yang tak terhitung jumlahnya secara terbuka memberontak terhadap Gereja Inggris baru Henry. Namun dia telah belajar bagaimana menghadapi para pengkritiknya sejak awal masa pemerintahannya.

Hanya dalam beberapa tahun setelah perpecahan, Henry secara singkat mengeksekusi lusinan biarawan dan uskup terkemuka karena ‘pengkhianatan’.

6. Penggal kepala istri

Henry VIII memiliki enam istri dan memenggal dua di antaranya. Kerumunan berkumpul untuk menyaksikan tontonan yang belum pernah dilihat sebelumnya ini. Yakni Ratu Inggris dipenggal seperti binatang.

Pada tanggal 13 Februari 1542, Henry memenggal kepala Ratunya sendiri yakni Anne dan Catherine.

7. Mengkhianati sekutu terdekatnya

Thomas Cromwell menghabiskan hari-hari terakhirnya melihat ke belakang ke mana pun dia pergi. Dia telah membuat banyak musuh selama pemerintahan teror Henry, dan pasang surut akhirnya berubah. Saingan Duke of Norfolk dan Cromwell lainnya akhirnya meyakinkan Henry bahwa mantan penasihatnya harus pergi. Henry menuntut Cromwell dengan pengkhianatan dan setumpuk tuduhan palsu lainnya.

Pada akhirnya, terlepas dari semua yang telah dia lakukan untuk Henry, Cromwell menemui nasib yang sama seperti semua orang yang menghalangi jalan raja pembunuh. Yakni kepalanya tergeletak di kaki algojo siap untuk dipenggal.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya