"Ada ungkapan bahasa Spanyol yang bagus bahwa antara yang dikatakan dan dilakukan ada kesenjangan yang lebar,” terang Benjamin Ziff, Kuasa Usaha di Kedutaan Besar AS di Havana, kepada CNN.
“Kami belum melihat, berbicara dengan kontak kami di sini, bukti peningkatan Rusia apa pun dan terus terang saya pikir pemerintah Kuba akan membuat kesalahan besar jika mereka berusaha mengikuti model itu dan bukan model 90 mil jauhnya yang berjarak 300 tahun sejarah,” lanjutnya.
Rusia bukan satu-satunya yang mengerahkan kekuatan militer di Kuba. Pada Selasa (11/7/2023), pemerintah Kuba mengecam AS atas kunjungan tiga hari kapal selam nuklirnya ke pangkalan Angkatan Laut AS di Teluk Guantánamo, menyebutnya sebagai "peningkatan yang provokatif."
Lebih dari enam puluh tahun setelah AS dan Uni Soviet berhadapan atas rudal nuklir Soviet yang diam-diam ditempatkan di Kuba, Timur dan Barat tampaknya masih memperebutkan siapa yang akan memberikan pengaruh lebih besar atas pulau itu.
Terlepas dari tingginya biaya perang di Ukraina dan sanksi ekonomi, para pejabat Rusia mengatakan mereka berkomitmen untuk Kuba.
“Kuba telah dan tetap menjadi sekutu terpenting Rusia di kawasan ini,” kata Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu saat bertemu dengan timpalannya dari Kuba Alvaro Lopez Miera pada akhir Juni lalu di Moskow.
“Kami siap memberikan bantuan ke pulau kebebasan dan membantu teman-teman Kuba kami,” tambahnya.
(Susi Susanti)