MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia memiliki persediaan bom klaster atau bom tandan yang cukup. Ia menegaskan Moskow berhak menggunakannya jika bom tersebut, yang dia anggap sebagai kejahatan, digunakan Kyiv untuk melawan pasukan Rusia di Ukraina.
Ukraina mengatakan pada Kamis, (13/7/2023) bahwa mereka telah menerima pasokan bom klaster dari Amerika Serikat (AS), negara pendukung militer terbesarnya. Washington menyebut bom itu diperlukan untuk menggantikan kekurangan peluru yang dihadapi pasukan Kyiv pada saat melakukan serangan balasan.
Bom klaster dilarang di lebih dari 100 negara karena bom tersebut biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh dengan jangkauan yang luas. Beberapa di antaranya biasanya tidak langsung meledak dan dapat menimbulkan bahaya selama beberapa dekade, terutama bagi anak-anak.
Kyiv mengatakan akan menggunakan bom klaster untuk mendistraksi konsentrasi tentara musuh ketika Ukraina mencoba merebut kembali wilayahnya sendiri. Namun Ukraina memastikan tidak akan menggunakan bom tersebut di wilayah Rusia.