Itu juga merupakan pukulan besar bagi kepemimpinan Ecowas. Hanya dua minggu lalu, ketua blok tersebut, Presiden Bola Tinubu, memperingatkan bahwa terorisme dan pola kudeta yang muncul di Afrika Barat telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dan menuntut tindakan bersama yang mendesak.
Semengtara itu, Prancis - bekas kekuatan kolonial - mengatakan tidak mengakui pemimpin kudeta mana pun dan hanya akan mengakui Bazoum sebagai kepala negara.
"Kami mengulangi dengan tegas permintaan jelas masyarakat internasional untuk pemulihan segera tatanan konstitusional dan kekuasaan sipil yang dipilih secara demokratis," bunyi pernyataan dari kementerian luar negeri Prancis, dikutip BBC.
Kudeta tersebut juga dikecam oleh badan-badan internasional termasuk Uni Afrika, blok regional Afrika Barat (Ecowas), Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Namun, pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Rusia dilaporkan memuji kudeta tersebut, menggambarkannya sebagai sebuah kemenangan.
"Apa yang terjadi di Niger tidak lain adalah perjuangan rakyat Niger dengan penjajah mereka," kata Yevgeny Prigozhin seperti dikutip di saluran Telegram yang berafiliasi dengan Wagner.
BBC belum dapat memverifikasi keaslian komentarnya yang dilaporkan.