Kudeta Niger, Kedubes Prancis Diserbu dan Dibakar Demonstran Pro-Junta Militer

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 31 Juli 2023 06:45 WIB
Demonstran pro-junta berkumpul di luar kedutaan besar Prancis dan membakarnya sebelum dibubarkan pasukan penjaga keamanan Nigeria di Niamey, Niger, 30 Juli 2023. (Foto: Reuters)
Share :

NIAMEY – Pendukung junta militer Niger pada Minggu, (30/7/2023) menyerang kedutaan besar Prancis di Ibu Kota Niamey, beberapa hari setelah tentara menggulingkan pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum melalui kudeta singkat.

Ribuan orang berunjuk rasa di Niamey pada Minggu, dengan sebagian bergerak menuju ke kedutaan Prancis. Massa membakar bendera Prancis dan melempari gedung kedutaan bekas kolonial itu dengan batu. Aksi massa itu dibalas dengan tembakan gas air mata oleh polisi.

Gambar-gambar menunjukkan kebakaran di dinding kedutaan dan orang-orang dimasukkan ke dalam ambulans dengan kaki berlumuran darah.

"Kami di sini untuk mengungkapkan ketidakpuasan kami terhadap campur tangan Prancis dalam urusan Niger. Niger adalah negara merdeka dan berdaulat, jadi keputusan Prancis tidak memengaruhi kami," kata pengunjuk rasa Sani Idrissa sebagaimana dilansir Reuters.

Mirip dengan peristiwa di negara tetangga Burkina Faso setelah kudeta pada pada September tahun lalu, beberapa pengunjuk rasa mencoba memanjat tembok kedutaan, sementara yang lain menginjak bendera Prancis yang terbakar.

Mereka dibubarkan oleh garda nasional Niger.

Prancis mengutuk kekerasan itu dan mengatakan siapa pun yang menyerang warga negara atau kepentingannya akan menghadapi tanggapan yang cepat dan tegas.

"Era kudeta di Afrika harus dihentikan. Mereka tidak dapat diterima," kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna Catherine Colonna kepada radio RTL, menambahkan bahwa situasi telah tenang pada sore hari dan tidak ada rencana evakuasi warga Prancis.

Kudeta militer di Niger, yang mulai berlangsung pada Rabu, (26/7/2023) telah dikecam secara luas oleh tetangga dan mitra internasional termasuk Amerika Serikat, PBB, Uni Afrika, Uni Eropa dan Prancis, yang dahulu menjajah Negara Afrika Barat itu.

Uni Eropa dan Prancis telah memutuskan dukungan keuangan untuk Niger dan Amerika Serikat mengancam akan melakukan hal yang sama.

Negara-negara Afrika Barat memberlakukan sanksi dan mengancam akan menggunakan kekuatan bersenjata pada Minggu jika pemimpin kudeta Niger gagal mengembalikan kekuasaan Presiden terguling Mohammed Bazoum dalam waktu seminggu.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya