Puan pun mendorong pemerintah untuk memasifkan edukasi dan sosialisasi akan bahaya pinjol kepada masyarakat. Dengan adanya pemahaman yang tepat, diharapkan hal tersebut akan mengurangi pengguna pinjol di Tanah Air.
"Masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa penggunaan pinjol juga dapat menyebabkan risiko penyalahgunaan data pribadi, seperti penggunaan data untuk tujuan yang tidak sah atau penyebaran data ke pihak ketiga," katanya.
DPR pun mendorong OJK untuk memperketat pengawasan terhadap Pinjol yang berpotensi mengalami kredit macet. Ketua DPP PDIP itu juga meminta agar dibuat regulasi yang semakin rigid demi melindungi kepentingan masyarakat dan mengurangi risiko penyalahgunaan pengguna pinjaman.
"OJK perlu meningkatkan pengawasan dan memberikan penalti terhadap platform pinjol yang mengalami rasio kredit bermasalah," katanya.
Di sisi lain, Puan menyoroti banyaknya kaum milenial yang terjerat pinjol. Sebab, tidak sedikit dari generasi muda yang saat ini menghadapi masalah kredit macet.
"DPR dan pemerintah harus bergotong royong menyelamatkan generasi milenial dari ketergantungan pinjaman online. Para anak muda ini harus memahami bahwa hal itu akan merugikan masa depan mereka apabila menghadapi kredit bermasalah," katanya.
Data OJK mencatat outstanding pinjaman macet di kalangan generasi milenial mencapai Rp655,75 miliar selama empat bulan pertama tahun 2023. Ini adalah kenaikan sebesar 13,90 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) jika dibandingkan dengan April 2022, yang mencatat hanya Rp575,74 miliar.
Pinjol-pinjol nakal menjadikan kemudahan peminjaman dana untuk menarik kalangan milenial yang kurang literasi maupun kelompok menengah ke bawah. Sebab, pemberian pinjaman dana hanya memerlukan foto dengan KTP dan nomor ponsel.
"Anak muda perlu diberikan literasi bahwa bila masuk daftar hitam OJK karena menunggak pembayaran pinjaman online, maka akan berdampak terhadap perancangan masa depan mereka," sebut Puan.
"Apabila sudah diblacklist maka kaum milenial ini akan sulit mengajukan pinjaman di bank untuk keperluan masa depan mereka," sambung perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
(Arief Setyadi )