Jejak Etimologi Masyarakat Rowokangkung Lumajang Tunjukkan Leluhur Mataram Islam

Solichan Arif, Jurnalis
Minggu 06 Agustus 2023 16:43 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok Istimewa/Okezone)
Share :

LUMAJANG - Wilayah Lumajang, Jawa Timur ternyata menyimpan jejak masyarakat Mataram Islam. Setidaknya secara etimologi atau bahasa, jejak Mataram Islam bisa dijumpai di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung.

Sebab selama ini Lumajang bersama Jember, Pasuruan, Situbondo, Probolinggo, dan Banyuwangi lebih dikenal sebagai kawasan tapal kuda atau The Eastern Salient of Java alias De Oosthoek.

Sebutan tapal kuda yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda itu merujuk pada bentuk peta bumi. Secara visual posisi kawasan itu memang berderet satu sama lain menyerupai bentuk ladam kuda.

Secara kultural, Lumajang yang terbagi 21 kecamatan juga disebut sebagai kawasan Pendalungan atau Pedulungan, yakni masyarakat dengan kebudayaan campuran suku Jawa dan Madura. Di sejumlah kecamatan di Lumajang, yakni misalnya Klakah, realitasnya memang banyak berdiam suku Madura.

Bahasa yang dipakai sehari-hari sebagian besar masyarakat Lumajang adalah bahasa arek atau arekan. Kata-kata diucapkan dengan tempo cepat, tegas, serta logat dengan tone yang relatif tinggi.

Irama itu serupa dengan dialek sebagian masyarakat Surabaya, Malang, Jombang, Mojokerto dan sekitarnya. Bagi yang tidak terbiasa mendengar, kerap disalahpahami sebagai ungkapan kegusaran, padahal tidak.

Untuk menanyakan sebuah kabar atau situasi yang sedang terjadi misalnya, warga Lumajang lebih memakai frasa “Yo opo”, bukan “ngopo” atau “piye” seperti yang digunakan masyarakat Mataraman (eks Karesidenan Kediri dan Madiun).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya