“Tuntutan kami bukanlah hal yang sepele, tetapi sangat diperlukan dan dibutuhkan untuk kehidupan manusia, bahkan pada tingkat terendah yang dikenal dalam sejarah manusia,” bunyi pernyataan para narapidana yang diungkapkan Al-Wefaq, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.
Dua blok penjara di Jaw memulai aksi mogok makan mereka pada Senin, (7/8/2023) sementara tiga blok lainnya memulainya pada Selasa, (8/8/2023) kata Sayed Ahmed Alwadaei, seorang aktivis di pengasingan di Institut Bahrain untuk Hak dan Demokrasi. Alwadaei menggambarkan orang-orang di blok-blok penjara yang ikut serta dalam aksi mogok makan itu sebagai “tahanan politik.”
Para tahanan menyebutkan jumlah orang yang mengambil bagian dalam pemogokan tersebut mencapai ratusan, meskipun hal itu tidak dapat dikonfirmasi secara independen oleh Associated Press.
(Rahman Asmardika)