Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dituduh Jadi Mata-Mata Qatar, Pemimpin Oposisi Bahrain Dipenjara Seumur Hidup

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Senin, 05 November 2018 |09:08 WIB
Dituduh Jadi Mata-Mata Qatar, Pemimpin Oposisi Bahrain Dipenjara Seumur Hidup
Foto Sheikh Ali Salman, yang diambil pada 2014, sebelum dia dipenjara semenjak 2015. (AFP)
A
A
A

PEMIMPIN oposisi Bahrain, Sheikh Ali Salman, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena dianggap bersalah menjadi mata-mata untuk Qatar.

Putusan ini dikeluarkan hanya beberapa bulan setelah Pengadilan Tinggi Bahrain membebaskan Salman dari tuduhan "berkolusi" dengan negara pesaing.

Bahrain telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 2017.

Amnesty International menganggap Sheikh Ali Salman sebagai tahanan hati nurani dan menyebut hukuman terhadapnya sebagai kepalsuan yang menunjukkan usaha Bahrain mengekang perbedaan pendapat.

Jaksa Penuntut Umum Bahrain mengatakan pria itu dipenjara karena tindakan permusuhan terhadap Bahrain dan menjalin komunikasi dengan pejabat Qatar. (Reuters)

"Putusan ini ... menunjukkan pemerintah Bahrain terus-menerus melanggar hukum untuk membungkam segala bentuk perbedaan pendapat," kata direktur Amnesty Timur Tengah dan Afrika Utara, Heba Morayef.

"Syekh Ali Salman adalah tahanan hati nurani yang ditahan semata-mata karena secara damai menggunakan haknya untuk kebebasan berekspresi."

Ali Salman, yang memimpin gerakan Al-Wefaq - yang saat ini dilarang - dituduh berkomplot dengan pemerintah Qatar untuk memicu kerusuhan anti-pemerintah pada 2011 lalu, bersama pemimpin oposisi Hassan Sultan dan Ali al-Aswad.

Keduanya juga divonis hukuman pidana penjara seumur hidup.

Mengapa sekarang?

Jaksa penuntut umum Bahrain mengatakan tiga pria itu dipenjara karena "tindakan permusuhan" terhadap Bahrain dan "menjalin komunikasi dengan pejabat Qatar ... untuk menggulingkan tatanan konstitusional", seperti dilaporkan kantor berita AFP.

Foto Sheikh Ali Salman, yang diambil pada 2014, sebelum dia dipenjara semenjak 2015. (AFP)

Namun berbagai tuduhan itu, yang sudah ada sejak tujuh tahun lalu, baru terungkap 2017, setelah Bahrain, Arab Saudi, UAE, dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar.

Arab Saudi dan negara-negara itu menuduh Qatar mendukung kelompok-kelompok teroris dan terlalu dekat dengan Iran - sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh pimpinan Qatar.

Saat itu, gerakan Wefaq mengatakan tuduhan itu merupakan upaya pemerintah Bahrain untuk memperpanjang hukuman penjara terhadap pemimpinnya, yang telah ditahan sejak 2015.

Apa yang terjadi pada 2011?

Para pengunjuk rasa - terutama dipimpin oleh kelompok mayoritas yaitu komunitas Syiah - turun ke jalan pada Februari 2011, menuntut lebih banyak penerapan demokrasi sebagai bagian dari gerakan pro-demokrasi yang terjadi di seluruh dunia Arab.

Tetapi keluarga kerajaan Al Khalifa, yang memegang sebagian besar pos politik dan militer, berhasil menekan protes dengan bantuan negara-negara tetangga, di antaranya yang paling penting adalah Arab Saudi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement