Saat itu, kerusuhan menyebabkan sedikitnya 30 warga sipil dan lima anggota polisi tewas.
Sejak saat itulah, Bahrain yang diperintah oleh kelompok Sunni dilanda berbagai kerusuhan.
Sebagai tanggapan, Bahrain - sekutu kunci Amerika Serikat dan Inggris, yang keduanya memiliki pangkalan angkatan laut di negara itu - telah melarang kelompok oposisi, sementara ratusan kritikus pemerintah telah dipenjara.
Penting secara strategis
Yolande Knell, wartawan BBC masalah Timur Tengah
Sebagian besar orang-orang yang tinggal di negara-negara Teluk yang berukuran kecil adalah kaum Muslim Syiah, tetapi diperintah oleh keluarga kerajaan yang beraliran Islam Sunni.
Mereka inilah yang mengontrol posisi-posisi penting di pemerintahan.
(Baca Juga : Rajin Berdonasi, Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan di Dunia)
Sebagai pemimpin partai oposisi Syiah, Sheikh Ali Salman termasuk di antara mereka yang menyerukan reformasi demokratis, termasuk pembuatan konstitusi monarki serta pemilihan seorang perdana menteri.
Gerakan Al-Wefaq memiliki pendukung terbesar di parlemen sebelum protes 2011, namuni anggotanya mengundurkan diri ketika mereka ditindas. Kemudian partai itu dilarang - bersama dengan kelompok oposisi agama dan sekuler lainnya.
Puluhan ulama dan aktivis telah dipenjara. Sebelum putusan ini, Sheikh Ali Salman sudah dipenjara dengan tuduhan menghasut kebencian.
(Baca Juga : Polisi Australia Temukan Laboratorium Ekstasi Senilai Rp55 Miliar di Sydney)
Kelompok hak asasi manusia menuduh komunitas internasional tidak mampu menekan Bahrain atas berbagai pelanggaran yang terjadi, karena lokasi dan nilai strategisnya yang penting sebagai pusat pertahanan dan keamanan di kawasan tersebut.
(Erha Aprili Ramadhoni)