MANAMA - Sejumlah narapidana di Bahrain menggelar aksi mogok makan untuk memprotes kondisi di penjara mereka, kata para aktivis HAM dan pihak berwenang pada Rabu (9/8/2023). Aksi ini dinilai sebagai isyarat baru kerusuhan yang membara di negara kerajaan itu satu dekade setelah pergolakan Musim Semi Arab.
Aksi itu berlangsung di Pusat Rehabilitasi dan Reformasi Jaw, sebuah fasilitas yang menampung banyak tahanan yang diidentifikasi oleh para aktivis HAM sebagai pembangkang yang menentang keluarga Al Khalifa yang memerintah negara pulau itu.
Keluarga Khalifa, yang telah memerintah Bahrain sejak abad ke-18, adalah Muslim Sunni dan telah lama memiliki hubungan yang kurang mulus dengan Muslim Syiah yang merupakan mayoritas di negara itu. Warga Syiah, misalnya, sering mengeluhkan perlakuan diskriminasi.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kelompok oposisi terlarang Al-Wefaq, para tahanan mengatakan bahwa mereka menggelar aksi mogok makan untuk memprotes perlakuan tidak manusiawi di penjara itu.
BACA JUGA:
Al-Wefaq mengatakan, para sipir penjara melarang narapidana untuk beribadah dan mengunci mereka selama 23 jam setiap hari. Kelompok itu juga menuduh para sipir penjara mengisolasi narapidana secara sewenang-wenang, mengganggu kunjungan keluarga dan memberikan perawatan kesehatan yang tidak memadai kepada mereka yang dipenjara.