Ia menduga penganiayaan yang dialaminya karena masalah perekrutan guru tanpa sepengetahuan kepala sekolah tersebut. Sementara proses perekrutan itu telah dilakukan oleh salah satu operator BOS di bulan Maret 2023 lalu.
Saat itu, sekolah tempat Rozaq bekerja diketahui tengah mencari kandidat calon guru dan kamaran pun banyak diterima untuk mengisi posisi tersebut. Saat sudah mendapatkan kandidat calon guru selanjutnya, Rozaq bermaksud memberitahu AS, namun ia tidak ada di lokasi.
Kemudian, Rozaq menghubungi calon guru yang akan diterima itu. Namun, pelaku justru keberatan dan disampaikan di grup sekolah. Hingga akhirnya ia mendapat kekerasan fisik dari pelaku. Rozaq sendiri selain jadi guru olahraga juga diketahui sebagai wakil kepala sekolah.
"Intinya dia merasa dilangkahi dengan perekrutan itu, sampai mengajak berkelahi. Akhirnya, kejadian Sabtu kemarin, saya ditendang," katanya.
(Arief Setyadi )