Sementara itu pada tahun 1884, seorang guru besar dari Universitas Berlin bernama Adolf Bastian menerbitkan sebuah buku berjudul Indonesien order die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume. Buku inilah yang kemudian mempopulerkan nama Indonesia dikalangan sarjana Belanda.
Warga pribumi pertama yang menggunakan nama Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat atau akrab sebagai Ki Hajar Dewantara.
Saat diasingkan ke Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers bernama Indonesische Persbureau. Indonesisch merupakan bentuk pelafalan Indonesia dalam Bahasa Belanda. Tahun 1917 Prof. Cornelis van Vallenhoven kembali memperkenalkan Indonesisch sebagai pengganti Indisch (Hindia).
(RIN)
(Rani Hardjanti)