Feberius Daya, warga setempat mengatakan sungai yang berada di Desa Lawindra itu merupakan akses utama yang dilalui setiap harinya oleh masyarakat Desa Lawindra dan Lolomboli menuju Sekolah, pusat pembelajaan, Kecamatan dan Ibu Kota Kabupaten.
“Jika terjadi hujan yang lebat, volume air sungai akan tinggi dan menutupi batang pohon kepala yang dilalui itu. Terkadang kami terisolasi, siswa/i tidak bisa ke sekolah, tidak ada akses untuk dilalui” kata Feberius Daya.
Sebelumnya, aksi nekat siswa sekolah dasar bertaruh menyawa melintasi sebatang pohon kelapa yang cukup berbahaya tersebut viral di medsos. Namun, saat dikonfirmasi kepada pemerintah daerah tidak memberikan respons.
(Khafid Mardiyansyah)