Teroris Paling Dicari, Mozambik Pastikan Angkatan Bersenjatanya Bunuh Pimpinan Kelompok Jihad Terkait ISIS

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 26 Agustus 2023 18:46 WIB
Angkatan bersenjata Mozambik bunuh pimpinan kelompok jihad terkait ISIS (Foto: BNN Network)
Share :

MOZAMBIK - Pemerintah Mozambik mengatakan angkatan bersenjatanya telah membunuh pemimpin kelompok jihad yang terkait dengan negara islam atau ISIS/IS yang berperang di bagian utara negara itu.

Kementerian pertahanan mengatakan Bonomade Machude Omar – juga dikenal sebagai Ibn Omar – telah memimpin pemberontak sejak dimulainya konflik pada tahun 2017.

Sebuah pernyataan mengatakan dia dibunuh bersama dua anggota senior lainnya.

Dikutip BBC, belum ada konfirmasi independen mengenai kematian tersebut.

Dua tahun lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menetapkan Omar sebagai pemimpin teroris dan menyalahkannya atas serangan di provinsi Cabo Delgado, termasuk pembunuhan puluhan orang di sebuah hotel di Palma.

Sebulan sebelumnya, militer Mozambik melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok Islam dengan dukungan ratusan tentara dari Rwanda dan beberapa negara Afrika bagian selatan.

Menurut pemerintah, Omar dan dua rekannya dari kelompok yang terkait dengan ISIS terbunuh di sebuah hutan di Macomia dalam operasi yang dilakukan bersama sekutu asing tentara.

Presiden Mozambik Filipe Nyusi saat konferensi pers pada Jumat (25/8/2023) mengatakan insiden itu terjadi pada Selasa (22/8/2023).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan kekerasan di Mozambik utara telah memaksa lebih dari satu juta orang meninggalkan rumah mereka.

Kekerasan juga memaksa proyek gas bernilai miliaran dolar ditunda. Provinsi Cabo Delgado yang kaya gas dan rubi telah menjadi magnet bagi kelompok Islam yang ingin mengeksploitasi sumber daya alam yang menguntungkan. Banyak perusahaan multinasional beroperasi di wilayah tersebut.

Namun terdapat tingkat kemiskinan yang tinggi di kalangan warga lokal Mozambik, sementara perselisihan mengenai akses terhadap tanah dan pekerjaan telah berkontribusi terhadap keluhan lokal yang mudah dieksploitasi oleh perekrut jihadis.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan sejak konflik dimulai lebih dari lima tahun lalu, warga sipil telah menderita penganiayaan yang sangat parah dari pasukan keamanan pemerintah dan pejuang jihad.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya