Namun seorang pemilih mengatakan kepada BBC pada Jumat (1/9/2023) bahwa pemilihan umum bukanlah sebuah faktor.
“Saya selalu melihatnya sebagai kandidat terbaik dan bukan tentang ras,” ujar konsultan digital Anthony.
"Saya pikir kondisi kami jauh lebih baik dibandingkan negara lain dalam hal balapan. Saya tidak akan mengatakan bahwa kami telah melewati balapan sepenuhnya, namun kami memiliki apa yang diperlukan untuk melewatinya pada waktunya,” lanjutnya.
Ada juga kekhawatiran di kalangan pemilih mengenai pembatasan ketat terhadap siapa yang dapat mencalonkan diri sebagai presiden.
Mereka harus pernah menjabat sebagai pegawai negeri senior atau kepala eksekutif sebuah perusahaan publik yang bernilai setidaknya 500 juta dolar Singapura.
Seperti diketahui, memilih adalah wajib bagi 2,7 juta warga negara Singapura yang memenuhi syarat.
(Susi Susanti)