Aditya-L1 dirancang untuk menempuh jarak 1,5 juta km selama empat bulan, jauh dari matahari yang berjarak 150 juta km dari bumi. Hal ini dimaksudkan untuk menghentikan perjalanannya di semacam tempat parkir di luar angkasa, yang disebut Lagrange Point, di mana benda cenderung diam karena keseimbangan gaya gravitasi, sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar untuk pesawat ruang angkasa.
“Kami telah memastikan bahwa kami akan memiliki kumpulan data unik yang saat ini tidak tersedia di misi lain mana pun,” kata Sankar Subramanian, ilmuwan utama misi tersebut sebagaimana dilansir Reuters.
“Ini akan memungkinkan kita memahami matahari, dinamikanya, serta heliosfer bagian dalam, yang merupakan elemen penting bagi teknologi saat ini, serta aspek cuaca luar angkasa,” tambahnya.
Misi tersebut juga mempunyai kapasitas untuk membuat "ledakan besar dalam hal ilmu pengetahuan," kata Somak Raychaudhury, yang terlibat dalam pengembangan beberapa komponen observatorium, menambahkan bahwa partikel energi yang dipancarkan matahari dapat mengenai satelit yang mengendalikan komunikasi di bumi.