Namun, Moskow menarik diri dari perjanjian tersebut pada bulan Juli, satu tahun setelah perjanjian tersebut pertama kali ditandatangani. Rusia menuduh PBB, yang juga membantu memediasi skema tersebut, gagal memenuhi janjinya untuk memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia. Moskow berpendapat bahwa pengiriman Rusia menghadapi masalah akibat sanksi ekonomi Barat, meskipun ada klaim dari AS dan sekutunya bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.
Moskow menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan swasta enggan melayani kapal-kapal Rusia, karena takut akan pembalasan AS, sementara eksportir Rusia mengalami masalah pembayaran setelah terputus dari sistem perbankan internasional SWIFT.
Diskusi mengenai kemungkinan cara untuk menghidupkan kembali kesepakatan gandum adalah salah satu tujuan utama Erdogan selama kunjungannya ke Rusia, menurut media Turki. Moskow telah menyatakan bersedia mengizinkan ekspor Ukraina segera setelah Rusia memenuhi janjinya tahun lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa putaran awal perundingan Rusia-Turki, yang melibatkan para pejabat senior dan berlangsung sekitar 90 menit, berjalan konstruktif. Dia menambahkan bahwa diperkirakan tidak ada perjanjian yang akan ditandatangani setelah pembicaraan tersebut.
(Susi Susanti)