RABAT – Maroko mengumumkan tiga hari berkabung nasional dimana bendera dikibarkan setengah tiang di semua bangunan, kata istana kerajaan dalam sebuah pernyataan, setelah gempa bumi dahsyat mengguncang negara itu dan menewaskan lebih dari 2.000 orang.
BACA JUGA:
Gempa berkekuatan M 6,8 melanda Marrakesh dan banyak kota Maroko pada Jumat, (8/9/2023) malam. Pusat gempa berada di Pegunungan High Atlas, 71 km barat daya Marrakesh - sebuah kota dengan status warisan dunia yang populer di kalangan wisatawan.
Namun guncangan juga terasa di ibu kota Rabat, sekira 350 km jauhnya, serta Casablanca, Agadir dan Essaouira.
Gempa menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah terdampak. Di daerah pegunungan terpencil, seluruh desa dilaporkan rata dengan tanah.
Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri yang dilansir Reuters, 2.012 orang tewas dan 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis.
Ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak Agadir hancur akibat gempa berkekuatan 6,7 skala Richter pada 1960, yang menewaskan lebih dari 12.000 orang. Gempa yang terjadi pada Jumat juga merupakan gempa terkuat yang melanda Maroko selama lebih dari satu abad.