JAKARTA - Seorang buruh korban pemutusan hubungan kerja (PHK), Hudaidah membagikan kisah sedih dan harapannya kepada relawan bacapres Partai Perindo Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Ganjaran Buruh Berjuang (GBB).
Hudaidah setiap hari harus rela mengumpulkan barang bekas untuk memberi makan empat orang anaknya ini, mengaku susah mencari pekerjaan usai menjadi korban PHK oleh salah satu perusahaan di wilayah Bogor, Jawa Barat.
"Sekarang saya kerja serabutan, apa saja gitu. Ada disuruh nyuci-nyuci, kalau enggak ada, ya libur. Tapi kalau enggak ada, ngumpulin barang bekas yang bisa di jual, pokoknya agar bisa bertahan hidup untuk anak saya," ujar Hudaidah, Minggu (10/9/2023).
Wanita yang suaminya saat ini sudah meninggal itu mengungkapkannya saat bersama dengan korban PHK lainnya di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), menyambangi kantor DPP GBB di Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ibu rumah tangga berumur 46 tahun itu berharap kedepannya tidak ada lagi para buruh yang menjadi korban PHK akibat pembatasan umur, efisiensi perusahaan maupun alasan lain. Sebab, korban PHK susah mencari pekerjaan kembali, terlebih susah diterima di perusahaan lain.
"Sekarang kan yang korban PHK masuk-masuk pabrik juga dalihnya karena udah umur, jadi susah diterima. Jadi kedepannya enggak ada korban PHK kayak kita, cukup kami yang udah di PHK, yang teman-teman kami enggak ada lagi," tuturnya.
Hudaidah menyakini saat Ganjar Pranowo menjadi Presiden Indonesia periode 2024-2029, para buruh korban PHK bisa diberikan solusi seperti diberikan pekerjaan lagi, pemberian modal usaha, ataupun diberlakukan aturan terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya buruh.