Seperti diketahui, perjalanan terakhir Kim ke luar negeri juga terjadi di Vladivostok pada 2019 untuk menghadiri pertemuan puncak pertamanya dengan Putin setelah gagalnya perundingan pelucutan senjata nuklir Korea Utara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Donald Trump.
Kereta api yang ditumpangi Kim ini dikabarkan memiliki setidaknya 20 gerbong antipeluru, membuatnya lebih berat dari rata-rata kereta api dan tidak mampu melaju melebihi 59 km/jam (37mph). Perjalanannya ke Vladivostok diperkirakan memakan waktu satu hari penuh.
Kemungkinan pertemuan tersebut terjadi setelah Gedung Putih mengatakan pihaknya mendapat informasi baru bahwa perundingan senjata antara kedua negara "berkembang secara aktif".
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby sebelumnya mengatakan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, telah mencoba "meyakinkan Pyongyang untuk menjual amunisi artileri" ke Rusia selama kunjungannya baru-baru ini ke Korea Utara.
Menurut Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace, pertemuan puncak ini diadakan pada saat Rusia dan Korea Utara memiliki hal-hal yang diinginkan oleh negara lain.
“Yang penting sekarang adalah jika kedua belah pihak dapat menemukan harga yang sesuai, mereka bersedia membayar untuk bantuan pihak lain,” katanya kepada BBC.