JAKARTA - Direktur Eksekutif DPP Pemuda Persatuan Indonesia (Perindo), Iqnal Shalat Sukma Wibowo menyebutkan pemerintah perlu lebih masif lagi dalam melakukan pendampingan terhadap sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan produk-produk lokal.
Hal tersebut ia sampaikan terkait keluhan dari para pedagang UMKM yang saat ini banyak mengeluhkan pasar mereka semakin sepi karena pengaruh dari produk-produk import yang dipasarkan melalui media sosial seperti TikTok.
"Jadi saat ini karena sudah menggunakan teknologi seharusnya pemerintah nih lebih up to date. Sebelum terjadinya gonjang-ganjing Tiktok shop itu ada dulu seperti Lazada sudah duluan dia dari tahun 2019 kalau boleh cek di internet perkembangannya," ujar Iqnal, Rabu (20/9/2023) di Kantor DPP Partai Perindo, Jalan Diponegoro Menteng Jakarta Pusat.
Ia menyebutkan ada berbagai konsep selain e-commerce (Tokopedia, Shoppe, Lazada, Aladdin, dll), yakni sosial commerce (Facebook, Instagram, Twitter) dan live commerce (TikTok).
Iqbal menyebutkan seharusnya pemerintah seperti Menteri Koperasi dan UMKM dan Menteri Perdagangan itu membantu UMKM dalam edukasi dan pelatihan yang masif dan berkelanjutan.
"Buatlah seperti treatment pendidikan untuk UMKM. Anggarannya dibuat seperti itu. Agar pemerintah lebih up to date dalam membantu sektor UMKM sesuai tantangan yang sedang dihadapi," kata dia.
Iqnal menyebutkan setiap negara tidak bisa melawan perkembangan zaman dalam perdagangan bebas. Sehingga yang harus dibenahi kata Iqnal adalah regulasi.
"Regulasi tentang pengiriman barang dari luar negeri Indonesia itu gimana aturan mainnya. Menteri Perdagangan harus hadir itu buat peraturannya dan sedangkan menteri koperasi dia mendidik UMKM itu agar bisa memaksimalkan menggunakan teknologi," tambahnya.
Pakar IT tersebut mengingatkan apabila pemerintah menangkal perkembangan zaman, maka Indonesia tidak akan maju.
"Jadi UMKM itu harus dibina agar bisa menggunakan teknologi-teknologi ke depannya seperti itu. Kayak gini mereka (UMKM lokal) sudah login ke aplikasi TikTok tapi tidak ada pembinaan di situ minimnya pemerintah koperasi untuk membina UMKM. Kalau seandainya UMKM itu tidak dibina hanya dilepas saja hanya dikasih pemberian modal, itu juga bakal hancur," paparnya.
Bahkan menurut Iqnal bila perlu Menteri Perdagangan kolaborasi dengan Menteri Koperasi membuat aplikasi seperti TikTok yang diberi nama tentang Indonesia UMKM atau Indonesia maju.
"Jadi tidak hanya memberi bantuan lalu ditinggal tapi pembinaan supervisi tidak dilakukan sama pemerintah. Di sini sangat disayangkan akhirnya apa mereka orang luar lebih maju, tapi kita malah menghambat kemajuannya karena masyarakat kita kurang mendapatkan edukasi dari pemerintah," jelasnya.
Iqnal melihat harus ada pembinaan terintegrasi dari hulu sampai hilirnya agar UMKM dapat lebih menguasai algoritma algoritma yang ada di Tiktok maupun sosial media lainnya.
"Nanti dia bisa membedakan di mana e-commerce posisinya di kamar adalah di Tokopedia contohnya di mana sosial commerce sosial commerce di media Instagram, di mana live commerce Tiktok misalnya seperti itu," ucapnya.
Menteri Perdagangan kata Iqnal juga perlu lebih aktif dalam mengawasi barang-barang import yang masuk ke Indonesia bersama stakeholder terkait.
"Barang-barang import yang bagus dan murah bisa masuk ke Indonesia itu perlu pengawasan ekstra karena jika dibiarkan UMKM kita akan stagnan," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dengan nomor urut 16 dalam kertas suara Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2024.
Partai Perindo memiliki nilai dan visi pergerakan merangkul anak-anak muda agar bisa produktif, solutif, modern, bersih dan berintegritas demi Indonesia maju dan sejahtera.
Partai Perindo dipimpin oleh Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo telah menyatakan dukungannya kepada Bacapres Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
Partai Perindo selama ini dikenal sebagai partai modern yang peduli rakyat kecil, gigih berjuang untuk penciptaan lapangan kerja dan Indonesia sejahtera
(Khafid Mardiyansyah)