NEW YORK - Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu langsung untuk pertama kalinya pada Selasa, (19/9/2023). Pertemuan ini merupakan sebuah tonggak sejarah ketika kedua negara perlahan-lahan memperbaiki hubungan yang tegang akibat perselisihan mengenai kebijakan terhadap Palestina.
Erdogan dan Netanyahu, yang mengadakan pembicaraan pada pertemuan tingkat tinggi tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sepakat untuk segera mengunjungi negara masing-masing, kata sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu yang dilansir Reuters.
Saluran TV Channel 12 Israel mengatakan Erdogan mungkin berupaya memperingati 100 tahun republik Turki bulan depan dengan ziarah ke masjid besar di Yerusalem. Tidak ada konfirmasi resmi atas laporan tersebut.
Hubungan antara bekas sekutu tersebut memburuk setelah pasukan Israel membunuh 10 warga Turki dalam serangan pada 2010 terhadap kapal aktivis pro-Palestina yang mencoba menerobos blokade di Jalur Gaza.
Ankara mengusir duta besar Israel, sebuah langkah yang dibatalkan pada 2016 tetapi diulangi dua tahun kemudian atas pembunuhan puluhan warga Palestina yang ikut serta dalam protes kekerasan di perbatasan Gaza. Israel, yang mengeluh atas kedatangan para pemimpin Hamas di Ankara, secara timbal balik mengusir utusan Turki pada 2018.
Kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke Turki pada Maret 2022, diikuti dengan kunjungan kedua menteri luar negeri, membantu pencairan hubungan tersebut.
Erdogan dan Netanyahu membahas topik politik, ekonomi dan regional serta masalah Israel-Palestina, kata Kepresidenan Turki dalam sebuah postingan di platform media sosial X.
Disebutkan bahwa Erdogan mengatakan kepada Netanyahu bahwa kedua negara dapat bekerja sama di bidang energi, teknologi, inovasi, kecerdasan buatan, serta keamanan siber. Energi telah muncul sebagai bidang utama untuk potensi kerja sama.
“Dalam pertemuan tersebut, peluang kerja sama energi terutama di bidang eksplorasi, produksi dan perdagangan gas alam dibahas,” kata Menteri Energi Turki Alparslan Bayraktar yang turut serta dalam pertemuan tersebut.
Media Israel melaporkan bahwa kedua pemimpin juga membahas upaya normalisasi hubungan Israel dengan Arab Saudi. Sehari sebelumnya, Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa dia mendukung inisiatif pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk menengahi kesepakatan Israel-Saudi, dengan mengatakan hal itu akan menurunkan ketegangan di kawasan, demikian dilansir Times of Israel.
Pada 2020, Turki telah memulai diplomasi untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara saingannya, dengan mengajukan tawaran ke Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi serta Israel.
(Rahman Asmardika)