Kunjungan Bersejarah, Arab Saudi dan Israel Teguhkan Langkah Bersama Seiring Kemajuan Pembicaraan Normalisasi

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 27 September 2023 13:05 WIB
Arab Saudi dan Israel teguhkan langkah bersama seiring kemajuan pembicaraan normalisasi hubungan (Foto: AP)
Share :

ISRAEL - Delegasi tingkat tinggi Arab Saudi berada di Tepi Barat yang diduduki untuk pertama kalinya sejak Israel merebut wilayah tersebut dari Yordania dalam perang pada 1967.

Beberapa jam setelah kedatangannya, Menteri Pariwisata Israel Haim Katz mendarat di Arab Saudi untuk menghadiri acara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Katz menjadi Menteri Israel pertama yang memimpin delegasi resmi ke negara Teluk tersebut.

Kunjungan penting ini terjadi setelah para pemimpin Saudi dan Israel memberikan komentar positif terhadap upaya membangun hubungan diplomatik.

Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menjadi perantara negosiasi yang rumit antara dua sekutu regionalnya.

Kesepakatan antara negara-negara kuat akan menandai perubahan dramatis dalam politik Timur Tengah dan memberikan kemenangan besar dalam kebijakan luar negeri kepada Presiden AS Joe Biden.

Pada Selasa (26/9/2023) pagi, utusan resmi pertama Arab Saudi untuk Palestina, Nayef al-Sudairi, yang juga duta besar untuk Yordania, berkendara ke Tepi Barat melalui penyeberangan Karama untuk kunjungan dua hari. Israel mengontrol masuknya orang tersebut di perbatasan dan harus mengizinkan kedatangannya.

Kementerian luar negeri Palestina menandai apa yang digambarkannya sebagai “tonggak sejarah” dalam hubungan dengan Riyadh.

Diplomat Saudi tersebut disambut dengan meriah di Ramallah, tempat Otoritas Palestina (PA) berkantor pusat.

Di kompleks kepresidenan, ia meninjau penjaga kehormatan yang berbaris menyambutnya, saat lagu kebangsaan Palestina dan Saudi dikumandangkan.

Dia kemudian menyerahkan surat kepercayaan resminya kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dalam sebuah upacara.

Berbicara kepada wartawan, Sudairi mencoba meyakinkan warga Palestina tentang perkembangan yang terjadi. Dia merujuk pada wawancara langka yang dilakukan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman beberapa hari lalu kepada Fox News.

Pangeran Mohammed mengatakan setiap hari kita semakin dekat dengan kesepakatan mengenai normalisasi antara negaranya dan Israel. Dia menambahkan bahwa masalah Palestina masih menjadi bagian yang “sangat penting” dalam pembicaraan tersebut.

“Ketertarikan putra mahkota terhadap perjuangan Palestina bukanlah hal baru. Ia ingin seluruh kawasan dan dunia stabil dan aman, karena hal ini memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat di dunia,” kata duta besar, dikutip BBC.

Kunjungan Haim Katz ke Riyadh belum pernah diumumkan sebelumnya.

Dia menghabiskan dua hari di Arab Saudi untuk menghadiri acara Hari Pariwisata Dunia yang diselenggarakan oleh Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Pariwisata adalah jembatan antar negara,” ujar kantor Katz mengutip pernyataannya.

“Kemitraan dalam isu pariwisata berpotensi menyatukan hati dan kemakmuran ekonomi,” lanjutnya.

“Saya akan berupaya menciptakan kolaborasi untuk mempromosikan pariwisata dan hubungan luar negeri Israel,” terangnya.

Pekan lalu di Majelis Umum PBB di New York, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya berada “di titik puncak” kesepakatan dengan Arab Saudi, yang ia perkirakan akan mengubah Timur Tengah.

Namun, para pejabat AS telah memperingatkan bahwa jalan perundingan masih panjang.

Jika kesepakatan tercapai dalam beberapa bulan mendatang, kesepakatan tersebut diperkirakan akan mencakup perjanjian pertahanan antara Riyadh dan Washington dan bantuan untuk program nuklir sipil untuk Arab Saudi.

Baik AS maupun Arab Saudi ingin melihat kemajuan signifikan dalam penyelesaian masalah Palestina di tengah seruan pembaruan proses perdamaian yang mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka bersama Israel.

Perundingan perdamaian langsung antara Israel dan Palestina, yang ditengahi oleh AS, telah ditangguhkan sejak 2014.

Baru-baru ini, ketegangan antara kedua pihak semakin memburuk di tengah meningkatnya kekerasan, khususnya di Tepi Barat.

Presiden Abbas tampaknya merujuk pada kemungkinan kesepakatan normalisasi Saudi-Israel dalam pidatonya sendiri di Majelis Umum PBB, dengan mengatakan bahwa tidak ada perjanjian perdamaian baru di Timur Tengah yang dapat dicapai kecuali warga Palestina diberikan hak penuh.

Saat berbicara di New York, Menteri Luar Negeri Saudi juga menyerukan agar tujuan solusi dua negara dihidupkan kembali.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya