PRAHA - Seorang pengungsi berusia 36 tahun dari Wilayah Odesa, Ukraina telah ditangkap di Republik Ceko setelah diduga meledakkan perangkat kembang api di dalam tubuh istrinya, menurut media lokal.
Polisi di Wilayah Pilsen mengajukan tuntutan pidana pada Selasa, (3/10/2023) terhadap pria yang diidentifikasi hanya sebagai Aleksandr S., karena menimbulkan “luka tubuh yang menyakitkan,” lapor outlet Ceko Krimi-Plzen. Dia dituduh memukuli istrinya, kemudian memasukkan petasan ke area intimnya, yang kemudian meledak dan menyebabkan istrinya terluka parah.
Insiden itu terjadi pada Minggu, (1/10/2023) di sebuah asrama di Kozlany, sebuah desa di sebelah barat Praha. Korban tidak disebutkan namanya, namun polisi mengatakan dia lahir di Moldova pada 1988.
Ledakan tersebut menyebabkan luka dalam yang “sangat serius” dan wanita tersebut mulai mengeluarkan banyak darah, menurut Krimi-Plzen. Pria itu mengantarnya ke Rumah Sakit Universitas Lochotin di Pilsen, tempat dia menjalani operasi penyelamatan nyawa.
Dia masih berada di rumah sakit dalam kondisi kritis, dan “pasti akan menderita konsekuensi seumur hidup jika dia selamat,” kata outlet tersebut, sebagaimana dilansir RT. Krimi-Plzen menyebutnya sebagai “kejahatan yang sangat mengerikan, yang tidak dapat dipahami oleh manusia.”
Aleksandr dilaporkan mengatakan kepada dokter bahwa cedera wanita tersebut disebabkan oleh pukulan di perut. Namun staf rumah sakit tidak mempercayainya dan memberi tahu pihak berwenang. Jika terbukti bersalah, pria tersebut terancam hukuman sepuluh tahun penjara.
Jutaan warga Ukraina telah meninggalkan negaranya sejak Februari 2022, ketika konflik dengan Rusia meningkat. Republik Ceko saat ini menampung hampir 350.000 pengungsi, jumlah terbesar per kapita di Uni Eropa.
Pemerintah di Kyiv baru-baru ini mengatakan pihaknya menentang perlakuan terhadap pengungsi Ukraina sebagai pengungsi, dan menuntut agar negara-negara Uni Eropa tidak membuat program integrasi untuk mereka. Ukraina juga menyerukan ekstradisi terhadap pria yang harus wajib militer dan melarikan diri ke luar negeri. Republik Ceko telah menolak permintaan tersebut, bersama dengan Jerman, Austria, dan Hongaria.
(Rahman Asmardika)