Bangunan Ini Dijuluki Gedung Berhantu Saksi Bisu Kudeta Berdarah G30S PKI

Puteranegara Batubara, Jurnalis
Minggu 08 Oktober 2023 05:11 WIB
Gedung Markas Komite Sentral PKI (Foto: Puteranegara Batubara)
Share :

JEJAK kudeta berdarah yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) masih terekam di bangunan ini. Gedung berlantai lima di pinggir Jalan Kramat Raya V, Senen, Jakarta Pusat merupakan bekas markas komite sentral (CC) Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Warga sini semua tahu kalau ini dulu tempat PKI," kata Amrozi (40), warga Kramat Lontar saat berbincang dengan Okezone beberapa waktu lalu.

Pada era 1950-an, PKI kerap menggelar rapat di gedung tersebut. Ketua Umum PKI D.N Aidit hingga Komandan Batalyon I Tjakrabirawa Letkol Untung selalu datang ke gedung tersebut. Namun, ketika PKI runtuh pada 1965 dan menjadi organisasi terlarang, masyarakat membakar bangunan tersebut.

Gedung tersebut tak berpenghuni lagi dan tak ada aktivitas di dalamnya. Hingga akhirnya, sebagian warga banyak yang menyebutnya sebagai ‘gedung berhantu’ karena meyakini arwah anggota PKI yang tewas dibantai di lokasi tersebut masih “bergentayangan”.

"Sekarang gedung ini tak ada aktivitas apapun. Malah, warga agak takut kalau harus masuk," ujarnya.

PKI merupakan partai politik beraliran komunis non penguasa terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan China. Partai berlogo palu arit yang dipelopori sosialis Belanda, Henk Sneevliet itu memiliki basis massa militan dan kuat hingga ke akar rumput.

Kejayaan PKI berakhir pada 1965. Orde Baru menuding PKI sebagai dalang dari aksi penculikan dan pembantaian tujuh perwira Angkatan Darat sebagai upaya untuk merebut kekuasan atau kudeta yang dikenal dengan Gerakan 30 September. Tuduhan ini memang sempat menimbulkan perdebatan.

Orang-orang yang terlibat PKI ditangkap. Kemudian, PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Indonesia. Soeharto yang naik tahta setelah pecahnya G30S, sama sekali tak memberi ruang ke simpatisan PKI.

Pembangunan Monumen Pancasila Sakti atau Lubang Buaya dan Museum Sasmitaloka, Menteng, Jakarta menjadi sebuah monumen yang sengaja dibangun untuk mengenang sejarah para Pahlawan Revolusi.

G30S juga dikenal dengan Gerakan Satu Oktober (Gestok). Peristiwa sejarah yang terjadi pada malam 30 September-1 Oktober 1965. Menurut riwayat, yang berkembang masa Orde Baru, secara senyap dan cepat, pasukan Tjakrabirawa di bawah komando Letkol Untung, menculik enam jenderal dan satu perwira AD lalu membunuhnya.

Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Letjen M T Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen D. I. Pandjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo dan Kapten Pierre Tendean menjadi korban kebiadaban PKI.

Upaya kudeta tersebut dilancarkan setelah sebelumnya dihembuskan isu Dewan Jenderal yang dituding ingin menggulingkan kepemimpinan Presiden Soekarno. PKI bereaksi dengan menghabiskan orang-orang di dalam dewan tersebut.

PKI kerap dianggap memiliki kedetakan dengan Soekarno. Hingga Soekarno memberikan ruang bagi politik PKI dengan mencetuskan konsepsi politik nasionalis, agama dan komunis atau Nasakom.

"Itu menunjukan bahwa ketika suatu ruang terbuka semua golongan ideologi maka kemungkinan merebut kekuasaan pasti terjadi," kata Sejarawan Anhar Gonggong beberapa waktu silam.

PKI menginfiltrasi pasukan Tjakrabirawa, yang merupakan pasukan elite pengawal Presiden untuk melakukan G30S. Dari tujuh jenderal yang ditarget, Jenderal AH Nasution berhasil lolos dan selamat.

Namun, putri kandungnya Ade Irma Suryana dan ajudannya Kapten Pierre Tendean meninggal. Enam jenderal yang diculik jasadnya dikubur sumut tua kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Berdasarkan sejarah versi Orde Baru menyebutkan, para jenderal disiksa dengan kejam oleh para ‘PKI’ sebelum dikubur. Sejarah itu difilmkan dengan judul ‘Pengkhianatan G30S PKI’ dan diputar secara nasional tiap malam 30 September.

Lokasi pembantaian itu juga dimonumenkan di Lubang Buaya dengan nama Sumur Maut dan Serambi Penyiksaan. Dahulu, kawasan itu hanyalah lahan pohon karet dan sepi dari aktivitas warga.

Sekarang lokasi tersebut sudah jadi salah satu objek wisata sejarah yang sering dikunjungi warga. Ada taman-taman yang asri dan pepohonan rindang. Di sekelilingnya juga sudah banyak rumah warga yang membuatnya tak terlihat horor.

Sumur maut merupakan tempat jasad enam jenderal. Kini, sudah disemen, dicat, diterangi cahaya lampu dan dilengkapi prasasti “Tjita2 perdjuangan kami untuk menegakkan kemurnian pantja-sila tidak mungkin dipatahkan hanja dengan mengubur kami dalam sumur ini”.

Sementara Serambi Penyiksaan diyakini sebagai tempat enam jenderal dihabisi sebelum diseret ke lubang buaya. Di situ kini sudah berdiri patung-patung lilin yang menggambarkan aksi kekerasan terhadap para jenderal. Dibangun juga monumen dengan patung tujuh pahlawan revolusi yang meninggal dalam peristiwa G30S berdiri di bawah burung Garuda.

Menurutnya Anhar, G30S tak lepas dari perang dingin antara Blok Barat dipimpin Amerika Serikat dengan Blok Timur di bawah Uni Soviet. Meski, aktor intelektualnya masih menjadi misteri hingga sekarang.

"Sampai sekarang belum ketemu, tapi saya yakin PKI terlibat dan ambil peranan,” kata Anhar.

“Proses berbagai hal dari tahun 1960-1965 memang tidak bisa disangkal," imbuhnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya