JAKARTA - Siti Atikoh Supriyanti mengatakan, di era digital literasi informasi terkait gizi dan kesehatan sangat penting dalam menghadapi penyebaran informasi palsu atau hoaks. Sebab, informasi yang salah terkait kesehatan dan gizi bisa berdampak terhadap masyarakat.
Istri dari bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo itu menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara tamu dalam acara peluncuran dan bedah buku berjudul 'Narasi Nutrisi dan Kesehatan di Zaman Pasca-Kebenaran' di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (10/10/2023).
"Kalau kita bicara tentang hoaks itu tidak hanya kaitan dengan politik, agama, tetapi juga kesehatan dan pangan. Literasi secara umum, itu memang kita masih PR, apalagi literasi terkait dengan gizi," kata Atikoh dalam keterangan yang diterima.
Alumni Fakultas Pertanian UGM itu menambahkan, literasi informasi, terutama terkait gizi, masih merupakan tantangan besar. Apalagi ketika informasi hoaks mudah menyebar di media sosial. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi dalam memverifikasi sumber informasi dan memahami khususnya mengenai isu-isu kesehatan dengan lebih baik.
"Ketika kita bicara literasi, ada langkah-langkah, misalnya sumbernya dipercaya atau tidak," katanya.
Atikoh menambahkan, sumber informasi terpercaya, bahasa yang mudah dimengerti tentang gizi dan kesehatan hingga pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Ia pun menekankan, bahwa literasi informasi terkait gizi dan kesehatan ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan menggunakan bahasa sederhana.
"Ini perlu kerjasama dari kita semua bagaimana kita bisa memberikan literasi kepada masyarakat, tentang bahasa-bahasa sederhana," ujar Magister kampus ITB ini.