KAIRO - Mesir telah mendiskusikan rencana dengan Amerika Serikat (AS) dan negara lain untuk memberikan bantuan kemanusiaan melalui perbatasannya dengan Jalur Gaza. Namun, Kairo menolak setiap langkah untuk membangun koridor aman bagi pengungsi yang melarikan diri dari daerah kantong tersebut, kata sumber keamanan Mesir pada Rabu, (11/10/2023).
Gaza, wilayah pesisir kecil yang terjepit di antara Israel di utara dan timur serta Mesir di barat daya, adalah rumah bagi sekira 2,3 juta orang yang hidup di bawah blokade sejak kelompok Islam Palestina Hamas mengambil alih kekuasaan di sana pada 2007.
Mesir telah lama membatasi aliran warga Gaza ke wilayahnya, bahkan selama konflik paling sengit sekalipun.
Kairo, yang sering menjadi mediator antara Israel dan Palestina, selalu menegaskan kedua belah pihak menyelesaikan konflik di dalam perbatasan mereka, dan mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara Palestina dapat mengamankan hak mereka atas kenegaraan.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan AS telah mengadakan konsultasi dengan Israel dan Mesir mengenai gagasan jalur aman bagi warga sipil dari Gaza, yang dilanda serangan besar-besaran Israel sebagai tanggapan atas serangan mematikan pejuang Hamas ke Israel.
Salah satu sumber keamanan Mesir, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan Mesir menolak gagasan koridor aman bagi warga sipil untuk melindungi “hak warga Palestina untuk mempertahankan perjuangan dan tanah mereka”.