Hal tersebut juga memungkinkan sistem mencegat roket sebelum mencapai target. Algoritme Iron Dome mampu menghitung lintasan roket yang masuk dan kemudian meluncurkan rudal pencegat untuk menghancurkannya di udara.
Lantas, apa sebenarnya penyebab Iron Dome milik Israel selalu “kecolongan” dalam serangan udara dengan Hamas baru-baru ini?
Pengoperasian sistem yang sangat mahal.
Dilansir dari SAMAA TV, Direktur Senior untuk Pusat Pengendalian Senjata John Erath menyatakan pada Rabu, (11/10/2023), bahwa Iron Dome memiliki keterbatasan dan salah satunya adalah pengoperasian sistem yang sangat mahal.
Setiap rudal yang dibuat membutuhkan biaya puluhan ribu dolar, dengan kisaran biaya antara USD40 ribu hingga USD50 ribu atau setara Rp627 juta hingga Rp784 juta.
Belum lagi apabila dalam pengoperasiannya sistem rudal ini dinilai kurang efektif, maka kemungkinan biaya yang dibutuhkan akan semakin lebih besar.
Tidak dapat mencegah segala jenis roket.
Tidak hanya masalah biaya yang begitu mahal, keterbatasan lain yang dimiliki Iron Dome adalah tidak dapat mencegat segala jenis roket. Misalnya, sistem rudal ini tidak dirancang untuk mencegat rudal balistik, yang memiliki jarak tempuh lebih jauh dan lebih kuat daripada roket.
Jangankan itu, sistem rudal baru milik Hamas yang belum diketahui tersebut membuat roket-roketnya berhasil menembus pertahanan Iron Dome yang memiliki keterbatasan itu.
Dikarenakan Iron Dome menghadapi tantangan yang cukup besar, perlu adanya perkembangan sistem yang lebih canggih dan efektif untuk menghadapi roket-roket Hamas.
(Maruf El Rumi)