Salah satu alasan utama mengapa pemerintahan Taliban di Afghanistan tidak diakui oleh sebagian besar pemerintah dunia adalah dekritnya pada Desember 2022 yang melarang perempuan bekerja untuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Afghanistan.
Padahal, LSM-LSM yang bekerja sama dengan PPB tersebut telah membantu warga sipil mereka menghadapi krisis pangan negara mereka, sebagaimana dilaporkan oleh Brookings.
2. Pembatasan akses pendidikan modern
Ilmu pengetahuan dan beragam jenis pendidikan sebelumnya sangat dihargai di Afghanistan. Bahkan, Universitas Kabul di Afghanistan banyak menarik mahasiswa dari Asia dan Timur Tengah.
Namun, sejak Taliban berkuasa, kelompok ini membatasi akses terhadap pendidikan modern, melarang pendidikan bagi perempuan, dan mengancurkan setengah dari semua sekolah di sana, kecuali sekolah Islam.
Dikutip dari Human Rights Watch, Taliban juga melakukan serangkaian kekerasan terhadap para guru dan siswa, serta mengancam orang tua mereka.
Selama kelompok ini berkuasa, dapat dikatakan sebanyak 9 dari 10 anak perempuan dan 2 dari 3 anak laki-laki di Afghanistan tidak bersekolah.
Pada 2000, tidak sampai lima persen dari keseluruhan anak di Afghanistan yang menempuh pendidikan di tingkat sekolah dasar. Bahkan, lebih sedikit lagi yang mencapai sekolah menengah dan universitas.
3. Pemusnahan budaya-budaya di Afghanistan
Afghanistan merupakan negara yang kaya akan budaya musik, di mana musik memainkan peran kunci dalam fungsi-fungsi sosial dan menyatukan keragaman etnis di negara tersebut.
Namun, ketika Taliban mengambil alih kekuasaan, budaya musik dilarang termasuk musik-musik daerah. Tidak sampai di situ, kelompok ini juga menyerang dan membunuh sejumlah musisi. Larangan ini terus berlanjut meskipun Taliban telah digulingkan pada 2001.