Pada awal 1990, kelompok ini menyerang dan bahkan menjarah Museum Nasional Afghanistan berkali-kali. Akibatnya, sekitar 70% dari 100.000 artefak budaya dan sejarah Afghanistan musnah.
Taliban juga telah menghancurkan teks-teks, artefak, budaya, dan patung-patung bersejarah bagi rakyat Afghanistan.
BACA JUGA:
4. Kekerasan terhadap warga sipil
Selama kekuasaan Taliban (1996-2001), telah terjadi kurang lebih 15 pembantaian massal yang dilakukan kelompok ini terhadap warga sipil, sebagaimana yang telah dilaporkan PBB.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga melaporkan pada tahun 2009-2011 bahwa Taliban dan sekutunya bertanggung jawab atas 76% korban sipil di Afghanistan pada tahun 2009, 75% pada tahun 2010, dan 80% pada 2011.
Menurut laporan Human Rights Watch, serangkaian serangan bom yang diluncurkan Taliban menewaskan sedikitnya 669 warga sipil. Angka korban sipil bahkan meningkat tajam di tahun 2006.
5. Perdagangan manusia
Salah satu kontroversi Taliban yang membuatnya tidak pernah diakui oleh dunia adalah ketika beberapa pimpinan mereka menjalankan jaringan perdagangan manusia.
Mereka menculik perempuan yang berasal dari etnis minoritas dan menjual perempuan-perempuan tersebut untuk dijadikan budak seks di Afghanistan dan Pakistan.
Dilansir dari Times Magazine, klaim Taliban yang mengatakan bahwa pembatasan hak-hak dasar perempuan adalah cara mereka untuk melindungi dan menjaga kehormatan perempuan menjadi boomerang bagi kelompok ini.
Sebagian besar korban berasal dari suku Tajik, Uzbek, Hazara, dan suku-suku non-Pashtun lainnya di Afghanistan. Beberapa dari mereka yang terjerat dalam perdagangan manusia lebih memilih untuk bunuh diri daripada menjadi budak, sehingga angka kematian perempuan di negara tersebut tidaklah kecil.
(Rahman Asmardika)