Israel Gandakan 2 Kali Lipat Jumlah Tahanan Palestina Jadi 10.000 Orang

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 23 Oktober 2023 12:34 WIB
Israel gandakan jumlah tahanan 2 kali lipat jadi 10.000 orang (Foto: AP)
Share :

RAMALLAH - Israel telah menangkap begitu banyak warga Palestina dalam dua minggu sejak dimulainya pemboman terhadap Jalur Gaza yang terkepung sehingga jumlah warga Palestina yang ditahan meningkat dua kali lipat.

Ada sekitar 5.200 warga Palestina di penjara-penjara Israel sebelum 7 Oktober lalu ketika kelompok perlawanan bersenjata Palestina Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, yang segera merespons dengan kampanye pengeboman tanpa henti.

Pejabat Palestina pada Kamis (19/10/2023) sore mengatakan jumlah tahanan kini meningkat menjadi lebih dari 10.000 orang.

Menurut para pejabat dan kelompok hak asasi manusia, selama dua minggu terakhir, Israel telah menangkap sekitar 4.000 pekerja dari Gaza yang bekerja di Israel dan menahan mereka di pangkalan militer. Secara terpisah, mereka juga menangkap 1.070 warga Palestina lainnya dalam serangan tentara semalaman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.

“Penangkapan terjadi 24 jam sehari,” terang Sahar Francis, ketua kelompok hak asasi tahanan Addameer yang berbasis di Ramallah, kepada Al Jazeera.

Sebagian besar warga Gaza ditahan di pangkalan militer bernama Sde Teyman, dekat Beer al-Sabe (Be’er Sheva) di gurun Naqab selatan.

Ratusan lainnya ditahan di penjara Ofer dekat Ramallah, dan di kamp militer Anatot dekat desa Anata di Yerusalem Timur yang diduduki.

Pengacara dan pejabat Palestina telah menyoroti penganiayaan parah dan kondisi mengerikan yang dialami para tahanan yang ditangkap dan ditahan.

Pada konferensi pers pada Kamis (19/10/2023) sore di Ramallah, kepala Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina Qadura Fares, mengatakan perkembangan terkini mengenai tahanan adalah “belum pernah terjadi sebelumnya” dan “berbahaya”.

“Kami sangat ragu-ragu untuk mengadakan konferensi pers yang membahas satu lagi kejahatan Israel, tentang apa yang dialami oleh tahanan pria dan wanita di penjara-penjara pendudukan, karena takut menciptakan ketegangan dan kecemasan di antara keluarga tahanan, dan orang-orang Palestina. masyarakat pada umumnya,” terangnya.

“Para tahanan mengalami kelaparan dan kehausan; mereka dilarang mengakses obat-obatan, khususnya bagi mereka yang menderita penyakit kronis yang memerlukan pengobatan rutin,” katanya, seraya menambahkan bahwa keadaan menjadi lebih buruk ketika administrasi penjara memutus aliran air dan listrik.

Addameer juga melaporkan pencegahan akses terhadap perawatan medis. “Mereka juga menutup klinik penjara, dan juga mencegah para tahanan pergi ke rumah sakit dan klinik eksternal, meskipun terdapat beberapa pasien kanker di antara para tahanan yang memerlukan perawatan berkelanjutan,” kata kelompok hak asasi manusia tersebut.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya