Tanpa Listrik, Dokter Bedah Peringatkan RS Gaza Akan Berubah Menjadi Kuburan Massal

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 24 Oktober 2023 10:16 WIB
Dokter bedah peringatkan RS Gaza akan menjadi kuburan massal tanpa listrik (Foto: Reuters)
Share :

GAZA – Seorang dokter bedah asal Inggris-Palestina yang melakukan perjalanan ke Gaza untuk membantu di rumah sakit (RS) telah memperingatkan bahwa tanpa listrik, rumah sakit tempatnya bertugas hanya akan menjadi kuburan massal.

Ghassan Abu-Sittah mengatakan bahwa tanpa listrik “tidak ada yang bisa dilakukan bagi mereka yang terluka” yang berada di Rumah Sakit Al-Shifa tempat dia bekerja.

“Sistem ini hancur dan tanpa gencatan senjata dan koridor kemanusiaan – bukan hanya 14, 15, 20 truk untuk dua seperempat juta orang, namun koridor kemanusiaan nyata yang memungkinkan evakuasi mereka yang terluka dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk dan keluar. tim medis akan datang – tanpa itu, akan ada bencana yang lebih besar dibandingkan bencana yang sudah terjadi di sini,” kata Abu-Sittah kepada Christiane Amanpour dari CNN pada Senin (23/10/2023).

Abu-Sittah mengatakan rumah sakit telah kehabisan obat luka bakar. Hingga saat ini lebih dari 100 pasien di rumah sakit dengan luka bakar menutupi lebih dari 40% tubuh mereka.

Ada lebih dari 150 pasien yang menggunakan ventilator dengan luka kritis di rumah sakit. Dia juga menambahkan bahwa mereka juga kehabisan fiksator eksternal yakni pin dan batang yang diperlukan untuk bedah ortopedi.

Abu-Sittah mengatakan kepada CNN bahwa sejumlah korban luka dan pasien rawat inap dari Rumah Sakit Baptis Al-Ahli telah dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa.

Dia mengatakan listrik mulai padam dan tekanan air tidak cukup untuk menjalankan mesin sterilisasi yang diperlukan untuk instrumen bedah.

“Yang paling penting kita kehabisan ruang. Rumah sakit yang memiliki kapasitas tempat tidur antara 550 dan 700 tempat tidur ini kini menampung 1.700 pasien di kasur di koridor, di lantai unit gawat darurat. Situasinya mengerikan, dan kita berada di ujung sistem yang perlahan-lahan mulai runtuh,” katanya.

Dokter bedah tersebut menjelaskan tentang perawatan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang mengalami luka bakar di wajah, lengan, dan kakinya. Dia mengatakan anak laki-laki itu menceritakan kepadanya bagaimana dia makan malam bersama orang tuanya dan ayahnya, yang duduk di sebelahnya, terbunuh dan ibunya mati lemas dalam api yang menyebabkan luka bakar yang dia alami.

“Kami sekarang memiliki istilah di rumah sakit Shifa yang disebut 'anak yang terluka tanpa keluarga yang selamat' untuk merujuk pada lebih dari 50 anak yang berhasil keluar dari reruntuhan dan menderita luka-luka serta dirawat di rumah sakit,” lanjutnya.

“Untuk sistem yang memiliki total kapasitas tempat tidur sebanyak 2.500 tempat tidur sebelum perang dimulai, kita hanya menunggu listrik habis, bahan bakar habis, dan itu akan menjadi kematian bagi sistem kesehatan,” tambahnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya