Dia mengatakan jika Hizbullah di Lebanon terlibat dalam operasi ofensif besar-besaran dari utara Israel, kemungkinan besar mereka akan menghadapi respons yang cukup serius. Dia mencatat pasukan AS di wilayah tersebut pernah mendapat serangan terbatas dari kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran sebelumnya.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin sama-sama menegaskan bahwa AS akan merespons jika situasi meningkat dan ada personel atau militer AS yang menjadi sasaran.
Amerika mempunyai hak untuk membela diri, kata Austin pada Minggu (22/10/2023), dan tidak akan ragu untuk “mengambil tindakan yang tepat”.
Israel juga tidak meminta dukungan militer langsung dalam perangnya dengan Hamas. Danny Orbach, profesor sejarah militer di Universitas Ibrani Yerusalem, menekankan bahwa doktrin militer Israel menyatakan bahwa Israel harus mampu melindungi dirinya sendiri.
Kunjungan Biden ke Israel minggu ini menunjukkan bahwa dukungan AS bersifat kondisional. Dia ingin Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, dan dia tidak ingin melihat Israel menduduki Jalur Gaza tanpa batas waktu. Dia mengatakan kepada CBS's 60 Minutes bahwa melakukan hal itu akan menjadi kesalahan besar.
Dukungan AS juga mungkin terbatas waktunya. Yaacov Katz, seorang analis militer dan kolumnis Jerusalem Post, percaya bahwa dukungan Amerika terhadap Israel akan mendapat tekanan segera setelah operasi militer dimulai di Gaza dan korban sipil meningkat.
Dia yakin dukungan akan berkurang dalam beberapa minggu. “Saya tidak melihat Israel mendapat kelonggaran lebih dari Amerika atau dunia untuk melakukan serangan darat yang berlangsung lebih lama,” katanya.
AS jelas berharap bahwa dukungan militernya terhadap Israel dan penguatan kehadiran militernya di wilayah tersebut akan cukup untuk mencegah konflik semakin meluas.
Ada beberapa contoh Amerika melakukan intervensi langsung atas nama Israel. AS mengirimkan baterai Patriot untuk membela Israel dari serangan rudal Scud Irak, menjelang invasi mereka sendiri pada perang Teluk 1991, merupakan pengecualian yang jarang terjadi.
Faktanya, AS lebih sering menggunakan pengaruh militernya terhadap Israel sebagai alat pengekang.
(Susi Susanti)