Kesaksian Wanita Israel yang Disandera Hamas dan Sudah Dibebaskan, Dibawa ke Terowongan Besar

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 25 Oktober 2023 12:48 WIB
Kesaksian wanita Israel yang disandera Hamas (Foto: Reuters)
Share :

GAZA – Seorang perempuan asal Israel memberikan kesaksian saat dirinya disandera oleh Hamas.

“Saya mengalami pengalaman yang sangat buruk,” kata Yocheved Lifschitz, seorang nenek berusia 85 tahun dan aktivis perdamaian yang dibebaskan oleh Hamas pada Senin (23/10/2023) setelah dua minggu disandera.

Dia menceritakan dirinya dan suaminya diculik oleh orang-orang bersenjata Hamas dengan sepeda motor dan dibawa ke dalam terowongan besar di Gaza.

Dia mengaku dipukul dengan tongkat dalam perjalanan. Namun dia mengatakan jika sebagian besar sandera “diperlakukan dengan baik”.

Dia dibebaskan bersama wanita lain, Nurit Cooper, 79, pada Senin (23/10/2023) malam.

Gambar yang luar biasa menunjukkan nenek tersebut menjabat tangan seorang pria bersenjata Hamas, hanya beberapa detik sebelum dia diserahkan ke Palang Merah Internasional di penyeberangan Rafah antara Gaza dan negara tetangga Mesir.

"Shalom," katanya kepada pria bersenjata itu. Shalom adalah kata Ibrani untuk perdamaian.

Lifschitz diculik, bersama suaminya Oded, dari Nir Oz Kibbutz di Israel selatan pada 7 Oktober lalu. Dia belum dibebaskan.

Saat itu masih pagi ketika Hamas menyerang kibbutz mereka, membantai komunitas kecil. Satu dari empat warga diyakini telah dibunuh atau diculik, termasuk banyak anak-anak.

Berbicara pada konferensi pers dari rumah sakit Ichilov di Tel Aviv hanya beberapa jam setelah pembebasannya, Lifschitz menjelaskan apa yang terjadi setelah dia diculik.

Dikutip BBC, dia mengatakan dia dipukul dengan tongkat selama perjalanan ke Gaza, dan menderita memar dan kesulitan bernapas.

Putrinya, Sharone Lifschitz, yang membantu menerjemahkan penderitaan ibunya kepada wartawan, mengatakan wanita berusia 85 tahun itu terpaksa berjalan beberapa kilometer di tanah basah.

Sharone mengatakan ibunya dibawa ke “jaringan terowongan besar di bawah Gaza yang tampak seperti jaring laba-laba”.

Lifschitz mengatakan dia termasuk di antara 25 sandera yang dibawa ke dalam terowongan dan setelah beberapa jam, lima orang dari kibbutznya, termasuk dirinya, dibawa ke ruangan terpisah. Di sana, mereka masing-masing mendapat penjaga dan akses ke paramedis dan dokter.

Dia menggambarkan kondisi bersih di dalam, dengan kasur di lantai untuk mereka tidur. Tawanan lain yang terluka parah dalam kecelakaan sepeda motor dalam perjalanan ke Gaza dirawat oleh dokter karena lukanya.

“Mereka memastikan kami tidak sakit, dan kami selalu menemui dokter setiap dua atau tiga hari,” terangnya.

Dia juga mengatakan bahwa mereka memiliki akses terhadap obat-obatan yang mereka butuhkan dan terdapat banyak perempuan di sana yang mengetahui tentang “kebersihan kewanitaan”.

Mereka makan makanan yang sama. Yakni roti pitta dengan keju dan mentimun seperti yang dimakan penjaga Hamas.

Ketika ditanya oleh seorang wartawan mengapa dia berjabat tangan dengan pria bersenjata itu, Lifschitz mengatakan para penyandera telah memperlakukannya dengan baik dan para sandera lainnya berada dalam kondisi baik.

Sharone mengatakan dia tidak terkejut dengan sikap ibunya.

“Cara dia pergi lalu kembali lagi dan kemudian mengucapkan terima kasih sungguh luar biasa bagi saya. Begitulah dia," katanya sebelumnya kepada BBC.

Beberapa jam sebelum Lifschitz dan Nurit Cooper dibebaskan pada Senin malam, militer Israel mengadakan pemutaran film untuk jurnalis yang menunjukkan rekaman mentah yang diambil dari kamera tubuh Hamas, dalam upaya untuk mengingatkan dunia akan kebrutalan serangan terhadap Israel dua minggu lalu.

Di antara klip-klip rekaman tersebut terdapat rekaman orang-orang bersenjata Hamas yang bersorak kegirangan ketika mereka menembak warga sipil di jalan, dan kemudian mengintai di jalur kibbutzim dan membunuh orang tua dan anak-anak di rumah mereka.

Lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan tersebut.

Lifschitz dan suaminya yang berusia 83 tahun, Oded, dikenal sebagai aktivis perdamaian yang membantu mengangkut orang-orang sakit keluar dari Gaza ke rumah sakit di Israel.

Oded adalah seorang jurnalis yang bekerja untuk perdamaian dan hak-hak rakyat Palestina selama beberapa dekade.

Menurut Persatuan Jurnalis Nasional, dia pernah bekerja untuk surat kabar Al Hamishmar, dan merupakan salah satu jurnalis pertama yang melaporkan pembantaian di dua kamp pengungsi Palestina di Beirut pada 1982.

“Dia berbicara bahasa Arab dengan baik sehingga bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di sana. Dia mengenal banyak orang di Gaza. Saya pikir dia akan baik-baik saja,” kata Sharone.

Secara total, empat sandera kini telah dibebaskan, setelah dua warga Amerika-Israel, ibu dan anak perempuan Judith dan Natalie Raanan, dibebaskan pada Jumat (20/10/2023).

Israel mengatakan lebih dari 200 orang masih disandera. Suami Nurit Cooper, yang juga dibebaskan pada Senin (23/10/2023) malam, diyakini termasuk di antara mereka yang disandera.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya